JTTS Mengikis Ketertinggalan Infrastruktur Indonesia

Fondasi infrastruktur yang baik modal untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Rangkaian kendaraan dinas yang membawa Presiden Joko Widodo dan rombongan tiba dilokasi acara peresmian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) seksi I Binjai-Pangkalan Brandan ruas Binjai-Stabat di Langkat, Sumatera Utara, Jumat (4/2/2022). Presiden Joko Widodo  meresmikan jalan tol Binjai-Stabat sepanjang 11,8 km) yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Provinsi Lampung hingga Provinsi Aceh.
Rep: Rahayu Subekti Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) masih menjadi salah satu prioritas pembangunan pemerintah. PT Hutama Karya (Persero) hingga saat ini masih terus menggarap pembangunan JTTS demi mengikis ketertinggalan infrastruktur di Indonesia.

Baca Juga


Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan percepatan pembangunan Infrastruktur terus dikebut. Basuki menyebut, fondasi infrastruktur yang baik adalah modal untuk meningkatkan daya saing dan menuju Indonesia maju.

“Masih butuh banyak sekali pembangunan infrastruktur kalau kita akan menuju ke arah negara maju, kalau kita ingin menang berkompetisi,” kata Basuki dikutip dari Laman Sekretariat Kabinet, Jumat (18/3/2022).

Sepanjang 2021 hingga awal 2022, Hutama Karya menyelesaikan konstruksi JTTS Ruas Medan – Binjai seksi 1 (Tanjung Mulia – Marelan) sepanjang 4,2 kilometer, Ruas Sigli – Banda Aceh seksi 3 (Jantho – Indrapuri) sepanjang 16 kilometer, dan Ruas Binjai – Langsa Seksi 1 Binjai Stabat sepanjang 11,8 kilometer. Konstruksi tersebut melengkapi JTTS yang sudah beroperasi sepanjang 542,8 kilometer.

Hutama Karya juga masih terus mengerjakan ruas lainnya untuk memaksimalkan konektivitas JTTS. Ruas tol yang masih dalam tahap konstruksi sepanjang 519 kilometer meliputi Tol Sigli – Banda Aceh (44 kilometer), Tol Kisaran – Indrapura (48 kilometer), Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (143 kilometer), Tol Sp. Indralaya – Muara Enim (121 kilometer), Tol Padang – Sicincin (37 kilometer), Tol Pekanbaru – Pangkalan (64 kilometer), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 kilometer) dan Tol Stabat – Pangkalan Brandan (44 kilometer).

Pemerintah menegaskan JTTS dibangun tidak hanya meningkatkan Infrastruktur saja. JTTS juga harus mampu menangkap pengembangan ekonomi wilayah.

Pada akhir tahun lalu, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I Kementerian PUPR Hari Suko Setiono mengungkapkan kondisi ekonomi kawasan yang dilewati JTTS yang sudah terbangun belum meningkat secara signifikan.

“Perlu langkah-langkah strategis, agar ruas jalan tol tersebut memberikan dampak signifikan pengembangan ekonomi wilayah sesuai harapan,” tutur Hari.

Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Budi Harimawan Semihardjo mengatakan Jalan Tol Trans Sumatra memiliki peran untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Budi mengungkapkan dari alokasi pembiayaan publik dan swasta, infrastruktur dipandang sebagai lokomotif pembangunan nasional dan daerah.

“Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi,” tutur Budi.

Menikmati kemudahan konektivitas

Sebagai warga Lampung, Amin Nugrah (27 tahun) mengaku sudah menikmati kemudahan konektivitas sejak JTTS hadir. Dalam mobilitasnya, Amin menggunakan JTSS untuk perjalanannya dari Bakauheni menuju Palembang, dari Bakauheni ke Bandara Lampung, dan dari Lampung ke Palembang.

“Untuk sejauh ini menurut saya fungsi JTTS itu sebagai warga Lampung membantu terus perjalanan menjadi singkat nyaman,” kata Amin kepada Republika.co.id, Selasa (22/3/2022).

Amin mengaku mendapatkan perbedaan positif yang mendasar yaitu jarak perjalanan menjadi lebih cepat terutama untuk yang sering bepergian ke luar kota. Amin mengatakan waktu perjalanan jadi jauh lebih singkat tidak harus memakan waktu hingga seharian hanya perlu beberapa jam.

Meskipun banyak kemudahan, Amin mengharapkan kualitas JTTS perlu ditingkatkan. “Ada bagian yang berlubang dan masih harus sering diperbaiki. Ada yang tidak rata dan ada kejadian2. Saat di bagian penyambung di jembatannya suka gelombang,” tutur Amin.

Selain Amin, ada juga Andin (27 tahun) yang juga mengaku sudah merasakan manfaat dari JTTS. Andin menuturkan, waktu perjalanan yang lebih cepat menjadi poin utama.

“JTTS bagus sih, biasanya ke Lampung Tengah hitungan jam sekarang sudah bisa hanya 30 sampai 45 menit udah sampai,” kata Andin.

Andin mengungkapkan hal tersebut sangat memberikan manfaat. Meskipun begitu, Andin merasa fasilitas penerangan dan kualitas jalan perlu terus ditingkatkan. Sebab, Andin menuturkan JTTS mampu memberikan manfaatkan sehingga kualitas yang baik juga perlu ditingkatkan agar tetap menjadi andalan masyarakat.

Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro memastikan perbaikan yang dilakukan memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). “Tidak hanya dari sisi operasional seperti fasilitas pendukung dan transaksi yang akan terus ditingkatkan, tetapi juga dari sisi pemeliharaannya yaitu dengan terus melakukan perbaikan secara rutin agar meningkatkan kualitas kondisi fisik tol yang baik dan dapat mencapai zero pothole, khususnya pada daerah Lampung hingga Palembang,” kata Koentjoro dalam pernyataan tertulisnya.

Koentjoro mengatakan, Hutama Karya berusaha untuk dapat memenuhi target waktu penyelesaian pemeliharaan yaitu pada April 2022. Untuk memenuhi target tersebut, Hutama Karya melalui anak perusahaannya yaitu PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) membantu menyelesaikan perbaikan pada ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung.

“Kami fokus memperbaiki ruas yang terdapat titik-titik kerusakan dan memantau maintenance pada ruas-ruas yang kami kelola," jelas Koentjoro.

 

Dampak positif untuk logistik

Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengungkapkan dampak positif Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) juga terasa untuk sektor logistik. Budi mengungkapkan, JTTS tidak hanya mampu mempersingkat jarak tempuh antar daerah di Sumatera.

“JTTS mampu menurunkan biaya logistik. Rata-rata penurunan biaya logistik sebesar 24,22 persen dan menyerap tenaga kerja di sekitar JTTS,” kata Budi beberapa waktu lalu.

Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Budi Harimawan Semihardjo mengatakan waktu tempuh yang tinggi dapat berdampak pada biaya logistik. Semakin lama waktu tempuh maka biaya logistik akan lebih mahal.

Harimawan mengungkapkan JTTS dapat memangkas waktu tempuh bagi kendaraan logistik. Pada akhirnya. harimawan mengungkapkan hal tersebut akan berdampak positif dalam penurunan biaya logistik.

“Biaya logistik  yang tinggi dan dapat menghambat daya saing Indonesia di dunia global dan menghambat pertumbuhan ekonomi,” ujar Harimawan.

Kuatkan fondasi keuangan

Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan optimisme Hutama Karya dalam menyelesaikan pembangunan JTTS. Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengungkapkan dukungan penuh didapatkan dari pemerintah dalam menyukseskan pembangunan JTTS.

“Hal ini terbukti pada 2021 pemerintah memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 25,2 triliun yang terealisasi dalam tiga tahap,” kata Budi.

Budi mengatakan pada Februari 2022. total kumulatif PMN yang telah diterima Hutama Karya sebesar Rp 52,3 triliun. Lalu saat peresmian Tol Binjai-Stabat, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan pemerintah berencana akan kembali memberikan PMN pada 2022 kepada Hutama Karya sesuai RAPBN 2022 sebesar Rp 23,85 triliun yang akan digunakan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan JTTS.

Hutama Karya juga berambisi memperoleh kontrak baru pada 2022 sebesar Rp 35,4 triliun yang didominasi oleh sektor jalan dan jembatan. Budi mengungkapkan, Hutama Karya akan meningkatkan basis kekuatan kolektif group usaha dengan menguatkan fondasi keuangan individu perusahaan beserta masing-masing anak perusahaan.

“Oleh sebab itu, tema sasaran dan strategi Hutama Karya pada 2022 juga disesuaikan dengan perkembangan dan antisipasi dari dampak pandemi ini yaitu restrukturisasi dan penyehatan keuangan,” ungkap Budi.

Budi menambahkan, Hutama Karya juga akan meningkatkan upaya lain. Salah satunya dengan menjajaki kerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA).

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga membentuk Tim Project Management Office (PMO) Percepatan Perbaikan Kesehatan Keuangan BUMN Sektor Konstruksi dan Jalan Tol. Tim PMO beranggotakan dan melibatkan jajaran direksi dari enam BUMN Karya.

Wakil Direktur Utama Hutama Karya Aloysius Kiik Ro mengatakan bahwa dalam merealisasikan hal tersebut dibentuk beberapa Sub PMO. Salah satu Sub PMO yang menjadi fokus adalah Sub PMO Spesialisasi yang dimana setiap BUMN Karya memiliki segment champion masing-masing dan Hutama Karya menjadi champion pada segment Roads dan Related Building.

“Diharapkan PMO ini dapat memberikan dampak positif bagi nilai ekonomi dan nilai sosial untuk mencapai pertumbuhan infrastruktur serta mendorong sistem manajemen perusahaan yang lebih baik,” ungkap Aloysius.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler