Dirjen Bimas Islam: MHQH Sarana Syiar Islam yang Moderat
MHQH ke-14 merupakan salah satu media menyuburkan syiar Islam yang moderat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kamaruddin Amin mengatakan perhelatan Musabaqah Alquran dan Al-Hadits (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud merupakan sarana syiar Islam yang moderat. Hal ini disampaikan Dirjen saat memberikan sambutan pada pembukaan Musabaqah Hafalan Alquran dan Al-Hadits (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud ke-14 di Hotel Millennium, Jakarta, Selasa (22/3/2022) malam.
"MHQH ke-14 ini merupakan salah satu media atau sarana untuk menyuburkan syiar Islam yang berintikan syiar kedamaian yang tidak membedakan suku, bangsa, maupun golongan, dan agama," kata Dirjen.
Ia mengaku bersyukur animo masyarakat terkait MHQH sangat tinggi. Menurutnya ada 1.124 peserta yang mendaftarkan diri dari unsur pondok pesantren, Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ), dan perguruan tinggi serta lembaga Islam lainnya.
"Ini menunjukkan semangat dan jumlah para hafiz dan muhadis semakin banyak dan tersebar di seluruh pelosok negeri ini. Saya berharap naiknya angka partisipasi masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini dibarengi dengan semakin perhatian umat Islam, terutama generasi muda Islam untuk tekun membaca, mempelajari, dan mengamalkan Alquran," urainya.
Kamaruddin mengatakan Pemerintah Indonesia melalui Kemenag menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Arab Saudi yang telah secara rutin menyelenggarakan MHQH di Indonesia. "Semoga kerja sama ini akan tetap terjalin dan dapat ditingkatkan pada bidang yang lain dan dapat mempererat hubungan antara kedua negara serta memberikan kontribusi terhadap pemahaman keagamaan yang baik kepada masyarakat Muslim Indonesia," tambahnya.