Kera Liar Berulang Kali Serang Permukiman Warga di Kuningan, Ini Penyebabnya
Kera merusak rumah warga, mengacak-acak isi warung dan tanaman bahkan mengambil baju milik warga yang sedang dijemur.
KUNINGAN – Kera liar jenis ekor panjang (Macaca Fascicularis) sudah berulang kali menyerang permukiman warga di sejumlah wilayah di Kabupaten Kuningan. Aksi primata liar itu telah meresahkan karena menimbulkan kerusakan dan membuat warga merasa ketakutan.
Terakhir, serangan kera liar ekor panjang dilaporkan terjadi di Desa/Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Selasa (29/3/2022). Di desa tersebut, kera merusak beberapa rumah warga dan mengacak-acak tanaman.
Kedatangan kera liar pun dirasa seperti meneror rumah warga di Perum Griya Cilimus Indah RT 24 dan RT 23. Pasalnya, kera liar itu menakut-nakuti seperti hendak menyerang warga.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Desa Cilimus, Mulyadin pun melaporkannya ke Kantor UPT Pemadam Kebakaran Satpol PP Kabupaten Kuningan. Laporan itu ditindaklanjuti instansi tersebut dengan mendatangi lokasi dan melakukan mitigasi/kajian.
Hasil mitigasi itu mengungkapkan bahwa kera ekor panjang sudah berkoloni sejak lama di Desa Cilimus. Namun beberapa waktu terakhir, koloni kera liar itu mulai memasuki permukiman warga, melakukan pencarian makanan dan melakukan pengerusakan.
‘’Dari analisis sementara kami, hilangnya sumber potensi makanan dan berkurangnya sumber makanan hewan akibat cuaca menjadi penyebabnya,’’ kata Kepala UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan, Mh Khadafi Mufti.
Sebelumnya, kera liar jenis ekor panjang juga dilaporkan menyerang permukiman warga di Desa Caracas, Kecamatan Cilimus sepekan yang lalu. Di desa tersebut, primata itu telah merusak bangunan rumah warga. Terutama bagian atap dan genting.
Selain itu, kawanan kera ekor panjang liar juga dilaporkan mengambil barang dagangan dan mengacak-acak isi warung milik salah seorang warga. Hal itu membuat pemilik warung jadi merugi.
Bahkan, kera liar itu juga mengambil pakaian warga yang sedang dijemur.
Dari hasil mitigasi/kajian, diketahui bahwa kera ekor panjang sudah berkumpul dan berkoloni sejak lama di Desa Caracas.
Adapun sebaran kera itu berasal dari arah seputaran hutan lindung Desa Cilimus dan Desa Caracas. Koloni tersebut kemudian memasuki permukiman warga untuk mencari makanan dan melakukan pengerusakan.
‘’Dari analisis sementara, hal itu disebabkan hilangnya sumber potensi makanan dan berkurangnya sumber makanan hewan akibat cuaca,’’ terang Khadafi.
Setelah melakukan mitigasi, petugas UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan melakukan sosialisasi penanganan kera liar tersebut dengan menggunakan bahan-bahan yang bisa menimbulkan suara ledakan. Yakni, dari bahan campuran karbit dan air.
Tak sebatas sosialiasi, petugas juga menyerahkan bahan-bahan pengusir kera kepada aparat pemerintahan desa setempat. Petugas meminta agar aparat desa meracik sendiri untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat dan ditempatkan di wilayah sebaran monyet.
Suara ledakan dari karbit itu akan membuat kera menjadi takut dan pergi. Dengan demikian, diharapkan mereka tidak lagi memasuki permukiman warga.