Negara Eropa Ramai-Ramai Usir Diplomat Rusia
Pengusiran ini terkait dengan insiden pembantaian di Bucha.
REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Negara Eropa ramai-ramai mengusir diplomat Rusia. Setelah Yunani dan Rumania, kini giliran Norwegia yang 'menendang' para utusan Moskow.
Norwegia, Rabu (6/4), memutuskan menyuruh pulang tiga diplomat di Kedutaan Besar Rusia di Oslo yang telah melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan status diplomatik mereka.
"Bukan kebetulan pengusiran ini terjadi," kata Menteri Urusan Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt lewat pernyataan.
Pengusiran tersebut, kata dia, terjadi ketika dunia dikejutkan dengan sejumlah laporan kejahatan pasukan Rusia terhadap warga sipil, terutama di Kota Bucha di luar Kiev. "Dalam situasi ini kami memberikan perhatian khusus terhadap aktivitas Rusia yang tak dikehendaki di Norwegia," katanya.
Otoritas Yunani juga meminta 12 diplomat Rusia untuk angkat kaki dari negara mereka sebagai tanggapan atas perang di Ukraina, seraya menyatakan mereka persona non grata. Demikian disampaikan kementerian luar negeri pada Rabu.
“Gambar-gambar tak tertahankan yang kami lihat tentang pembantaian warga sipil di kota Bucha (Ukraina) setelah penarikan tentara Rusia sangat membuat kami marah,” kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manual Albares, Selasa (5/4).
Spanyol akan mengusir sekitar 25 diplomat Rusia sebagai bentuk protes atas agresi negara tersebut ke Ukraina. Dia mengungkapkan, para diplomat dan staf misi diplomatik Rusia di Italia merepresentasikan ancaman bagi kepentingan negara.
“Kami berbicara tentang sekelompok sekitar 25 orang (diplomat Rusia), kami sedang menyelesaikan daftar,” ujar Albares mengacu pada jumlah diplomat yang hendak diusir Spanyol.
Pada Selasa, Italia dan Denmark juga mengumumkan tentang pengusiran diplomat Rusia dari negara mereka. “Duta Besar Rusia Sergey Razov dipanggil ke Kementerian Luar Negeri pagi ini. Dia diberitahu tentang keputusan untuk mengusir 30 diplomat Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio.
Dia menjelaskan, keputusan pengusiran 30 diplomat Rusia itu diambil dengan menjalin konsultasi erat dengan negara Eropa dan Atlantik. “(Pengusiran) menjadi perlu karena alasan terkait keamanan nasional kami dalam konteks situasi krisis saat ini,” ucapnya.
Denmark pun telah mengusir 15 diplomat Rusia dari negara mereka. Ke-15 diplomat tersebut dituding sebagai petugas intelijen. "Kami telah menetapkan bahwa 15 perwira intelijen yang diusir telah melakukan kegiatan mata-mata di tanah Denmark," kata Menteri Luar Negeri Jeppe Kofod kepada awak media setelah pertemuan di parlemen.
Kofod mengungkapkan, lewat pengusiran tersebut, Denmark ingin menegaskan kegiatan spionase di negara tersebut tak dapat diterima. Menurut Kementerian Luar Negeri Denmark, ke-15 diplomat Rusia itu memiliki waktu 14 hari untuk hengkang dan kembali ke Moskow.