Cara Santri Al Mina Isi Kegiatan Ramadhan

Para santri belajar Kitab Tarjumah yang dikolaborasikan dengan teknologi multimedia.

dok. Istimewa
Kegiata belajar santriwati di Ponpes Al Mina, Dusun Dusun Ngawinan, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Kamis (7/4). Selain mengaji, selama Ramadhan para santri di ponpes ini mengisi kegiatan produktif dan belajar pemanfaatan teknologi multimedia.
Rep: Bowo Pribadi Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Beragam kegiatan tambahan jamak dilakukan para santri di pondok pesantren (ponpes) guna menambah wawasan keilmuan serta nilai- nilai keagamaan di bulan suci Ramadhan.

Baca Juga


Di Ponpes Al Mina, yang berlokasi di Dusun Ngawinan, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, para santriwan dan santriwati mengisinya dengan kegiatan mengaji kitab Tarjumah.

Dalam aktivitas ini, para santri menggabungkannya dengan teknologi multimedia. Tujuannya agar kegiatan mereka --untuk selanjutnya-- dapat dijadikan sebagai konten positif di media sosial (medsos).

Pengasuh Ponpes Al Mina, Muhammad Afdhi Rizal mengatakan, Kitab Tarjumah adalah kitab yang berisi terjemahan Al Quran dalam bahasa Jawa, yang dikarang KH Ahmad Rifa’i.

“Dalam Kegiatan ini, para pengajar juga menyampaikan dengan menggunakan bahasa Jawa krama (bahasa Jawa halus), pun demikian dengan seluruh santri,” ungkapnya, saat dikonfirmasi di Ponpes Al Mina, Kamis (7/4/2022).

Menurut Rizal, para santri Al Mina wajib pinter mengaji, menguasai teknologi dan juga harus siap mandiri. Sebab mengaji --saat ini-- tidak bisa lepas dari teknologi sebagai konsekuensi tuntutan zaman.

Dari kolaborasi kegiatan tersebut, maka akan dilahirkan para santriwan dan santriwati yang mandiri, tidak gagap dengan kemajuan teknologi serta bermanfaat bagi lingkungannya.

Di Ponpes Al Mina, masih jelas Rizal, memang menekankan kepada para santri tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi, selain penguatan pada ilmu keagamaan (yang utama).

Dengan harapan para santri juga akan mampu memegang peranan sebagai pengontrol di tengah- tengah masyarakat. Dengan begitu mereka tidak hanya menjadi konsumen, tapi juga harus produktif dan bijak dalam memanfaatkan pesatnya teknologi media.

Apalagi, lanjutnya, di tengah pesatnya teknologi media seperti sekarang ini, banyak orang yang belajar agama dari media. Celakanya --tak jarang—mereka mengambil dari sumber yang tidak jelas. “Inilah yang kami tekankan kepada para santri,” tegasnya.

Salah seorang santri, Ana Laillatul Nikmat mengungkapkan, selama empat tahun belajar di Ponpes Al Mina, mengaji memang yang utama.

Guna membekali para santri juga diberikan ekstrakulikuler berbagai hal tentang produktifitas serta kegiatan- kegiatan yang sangat yang menyenangkan lainnya.

Para santri juga diberikan keleluasaan untuk melakukan kegiatan serta pembelajaran dalam mengenal teknologi, termasuk di antaranya mempelajari teknologi multimedia bagi kemaslahatan.

“Bagi saya ini sangat menarik, karena bisa melengkapi ilmu keagamaan yang saya dapatkan selama belajar di pondok Al Mina ini,” tambahnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler