Muslimah Inggris Berharap Jadi Politisi Pertama dengan Niqab
Saat ini terlalu sedikit perempuan yang terlibat dalam politik lokal.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang ibu Muslim dengan empat anak mencalonkan diri untuk pemilihan di 'red wall' bulan depan. Ia berharap menjadi politisi Inggris pertama yang mengenakan niqab.
Fajila Patel, mengatakan dia ingin 'menginspirasi' lebih banyak perempuan untuk terjun ke politik, termasuk mereka yang memakai cadar, dengan mengikuti pemilihan di Blackburn. Jika berhasil, dia akan menjadi anggota dewan Konservatif pertama yang mengenakan pakaian khas Muslim, yang menutupi seluruh wajah kecuali area di sekitar mata.
Dia juga meyakini akan menjadi yang pertama dari pihak mana pun di Inggris yang memegang posisi seperti itu. Keputusannya ini didukung oleh suaminya, anggota dewan Tory Tiger Patel, yang video viralnya tahun lalu membantunya mengamankan kemenangan yang tidak terduga di jantung Partai Buruh.
Wanita berusia 36 ini mengatakan tidak khawatir tentang Islamofobia di partai Tory, meskipun ada laporan Mei 2021 yang menyatakan sentimen anti-Muslim masih menjadi masalah di antara anggota.
Meski demikian, ia menilai komentar yang dibuat oleh PM Boris Johnson dalam membandingkan wanita yang mengenakan kerudung penuh dengan 'kotak surat' dan 'perampok bank' sebagai hal yang tidak dapat dipertahankan.
"Saya tidak setuju dengan semua yang dikatakan atau dilakukan politisi Partai Konservatif. Tidak semua juru kampanye Partai Buruh setuju dengan semua yang dikatakan politisi Partai Buruh," ujar dia dikutip di Metro, Jumat (15/4/2022).
Ia menyatakan sedang tidak mencoba untuk membuat sebuah pernyataan. Ia hanya mencoba menunjukkan bahwa sebagai seorang wanita sepertinya dapat membuat perbedaan.
Patel akan berdiri sebagai anggota dewan di daerah Bastwell dan Daisyfield di Blackburn pada 5 Mei, di mana hampir 84 persen orang beragama Islam. Alasan utama ia mencalonkan diri dalam pemilihan adalah untuk mendobrak rintangan yang ada.
"Saya ingin membantu menginspirasi wanita lain untuk maju dan percaya diri berdiri sebagai anggota dewan. Kita semua tahu politik lokal di komunitas terus didominasi laki-laki," lanjutnya.
Ia menilai saat ini terlalu sedikit perempuan yang terlibat dalam politik lokal dan hal tersebut perlu diubah, karena ia memehami kehadiran perempuan dapat memberikan kontribusi besar. Penting bagi wanita agar suara mereka didengar.
Dia menambahkan, keputusannya ini datang dari dirinya sendiri. Di luar sana, ada kesalahpahaman besar tentang wanita yang mengenakan kerudung (niqab) di Inggris yang sebagian besar disebabkan oleh penggambaran media. Menurutnya, ia banyak mengenal wanita yang cerdas dan sepenuhnya mandiri.
Ia memiliki mimpi untuk membantu membuat perbedaan di komunitas dan membawa perubahan. Hal ini diakui hanya dapat dilakukan dengan terlibat di dunia politik.
"Itu tidak mudah dan orang mungkin tidak selalu setuju dengan apa yang Anda katakan atau lakukan, tetapi Anda hanya bisa mencoba," ucap dia.
Ketua Asosiasi Konservatif Blackburn dan seorang anggota dewan paroki, Julian Arnold, mengatakan pencalonan Patel dalam pemilihan lokal adalah sebuah terobosan. Fajila merupakan orang yang luar biasa, yang ingin membuat perbedaan dengan mendobrak batasan dan membantu komunitasnya.
"Fajila memilih memakai niqab, yang merupakan haknya dan akan selalu kami pertahankan. Adalah hak individu untuk menunjukkan keyakinan agama mereka dengan cara yang membuat mereka nyaman, dan sebagai Konservatif kami mendukung hak itu. Kami terus membuat langkah terobosan untuk memajukan Partai Konservatif di Blackburn," kata Arnold.