40 Orang Ditangkap Selama Kerusuhan Akibat Pembakaran Alquran di Swedia
Polisi Swedia mengklaim yakin kekerasan itu diorganisir oleh jaringan geng kriminal.
REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Sebanyak lebih dari 40 orang telah ditangkap selama bentrokan akhir pekan antara polisi dan perusuh yang marah di beberapa kota di seluruh Swedia. Mereka ditangkap setelah kelompok sayap kanan mengumumkan rencana membakar salinan Alquran.
Dilansir RT News, Senin (18/4), Kepala polisi nasional negara itu, Anders Thornberg bahkan menyatakan dia belum pernah melihat kerusuhan dengan kekerasan seperti itu sebelumnya. Setelah bentrokan pada Ahad di kota Norrkoping, yang berjarak 160 kilometer barat daya ibu kota, Stockholm.
Thornberg mengklaim polisi yakin kekerasan itu diorganisir oleh jaringan geng kriminal. Polisi menambahkan bahwa beberapa individu yang mengambil bagian dalam kerusuhan itu sudah diketahui polisi dan dinas keamanan Swedia.
Sebuah pernyataan oleh polisi mengungkapkan bahwa ada lebih dari 200 orang dilaporkan mengambil bagian dalam kekerasan dan 26 petugas polisi dan 14 anggota masyarakat telah terluka sejak kerusuhan pecah pada hari Jumat. Lembaga itu menambahkan, lebih dari 20 kendaraan telah rusak atau hancur.
Kerusuhan kekerasan dapat dilihat di sejumlah kota di Swedia, termasuk Stockholm, Malmo, Norrkoping, dan Linkoping, ketika gerombolan pemuda bentrok dengan polisi setelah kelompok sayap kanan diberi lampu hijau untuk menggelar serangkaian aksi anti-Islam. Terutama ulah mereka yang membakar Alquran, teks suci agama Islam.
Seperti diketahui, demonstrasi ini dipimpin oleh politikus Denmark-Swedia Rasmus Paludan, yang partainya 'Garis Keras' mempromosikan sikap antiimigran dan anti-Islam yang keras.