Ketika Allah SWT Menghibur Nabi Muhammad SAW Yang Bersedih

Allah SWT hibur Nabi Muhammad SAW yang mendapat cacian dan cemoohan

Republika
Nabi Muhammad (ilustrasi). Allah SWT hibur Nabi Muhammad SAW yang mendapat cacian dan cemoohan
Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Suatu ketika Nabi Muhammad SAW sedang bersedih karena olok-olok, cercaan, dan kezaliman orang-orang musyrik Makkah. 

Baca Juga


Kemudian Allah SWT menghibur Rasul-Nya tersebut dengan mengingatkannya bahwa semua rasul sejak dulu selalu diolok-olok oleh orang kafir. Hal ini dijelaskan dalam surat Al Hijr ayat 11 dan tafsirnya. 

وَمَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ “Dan setiap kali seorang Rasul datang kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokannya." (QS Al-Hijr ayat 11). 

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, dengan ayat ini Allah SWT menghibur hati Nabi Muhammad SAW yang sedang bersedih hati dan mengalami penderitaan akibat olok-olok, cercaan, dan kezaliman orang-orang musyrik Makkah.

Nabi Muhammad SAW merasa sedih atas kebodohan kaumnya yang tidak mau memahami Alquran, bahkan menuduh dirinya orang gila. 

Allah SWT menerangkan bahwa apa yang sedang dialami Nabi Muhammad SAW itu telah dialami pula oleh para rasul sebelumnya yang diutus kepada umat-umat yang dahulu. 

Hampir semua umat itu memperolok-olokkan para rasul bahkan di antara mereka ada yang mengadakan rencana jahat untuk membunuhnya. 

Mereka mengingkari seruan Rasul dan tetap melaksanakan adat kebiasaan dan kepercayaan warisan nenek moyang mereka. 

Hampir semua Rasul diutus kepada kaumnya sendirian, tanpa teman dan pembantu yang menolongnya kecuali pembantu dan penolong dari para pengikut yang diperoleh setelah banyak berdakwah. 

Pada umumnya, para Rasul itu orang miskin, tanpa pembesar atau penguasa yang menyokongnya, dan tanpa harta benda yang cukup untuk membiayai dakwahnya. 

Tetapi semua Rasul adalah orang-orang yang amanah, tabah, dan sabar melaksanakan tugas-tugas yang dipikulkan kepada mereka. 

Dengan ayat ini, seakan-akan Allah SWT menegaskan kepada Nabi Muhammad SAW agar tidak berputus asa disebabkan oleh sikap dan tindakan orang-orang kafir itu, karena semua Rasul mengalami cobaan dan tantangan seperti itu. 

Sikap orang kafir yang demikian itu adalah karena akhlak mereka telah rusak, dan nafsu telah mengalahkan semua kebenaran yang mungkin bisa masuk ke dalam hati mereka. 

Oleh karena itu, mereka (orang kafir) tidak dapat menerima kebenaran ayat-ayat Alquran yang disampaikan kepada mereka.      

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler