Jerman : Rekening Bank Gazprombank Tak Langgar Sanksi
Pembeli gas memasukkan euro ke Gazprombank yang nanti dikonversi ke rubel.
REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kementerian Perekonomian Jerman mengatakan perusahaan-perusahaan energi Eropa dapat membuka rekening khusus dengan Gazprombank untuk membayar gas Rusia sesuai dengan permintaan Moskow. Tanpa harus melanggar sanksi bila membayarnya dengan euro atau dolar AS sesuai dengan kewajiban kontraktual mereka.
Pada pekan ini Rusia sempat menghentikan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia karena tidak bersedia membayar dengan rubel. Negara-negara Eropa lain khawatir Rusia juga akan melakukannya pada mereka.
Moskow memerintahkan Gazprombank membuka jenis rekening khusus "K" untuk pembayaran gas pembeli asing. Perusahaan Uni Eropa dapat mengirimkan mata uang asing ke rekening itu kemudian bank Rusia akan mengkonversinya ke rubel dan mentransfer rube ke rekening "K" lainnya milik Gazprom.
Negara-negara Uni Eropa masih berdebat apakah mereka melanggar sanksi bila membayar gas Rusia dengan rubel seperti yang diminta Moskow. Dekrit Rusia mengatakan kewajiban pembeli hanya dianggap terpenuhi bila rubel yang masuk ke rekening bank Gazprom.
"Terdapat pedoman Eropa mengenai modalitas pembayaran yang merupakan bentuk kerangka kerja bagi kami dan yang kami patuhi," kata juru bicara Kementerian Perekonomian Jerman dalam pernyataan tertulis, Jumat (29/4/2022).
"Berdasarkan pedoman tersebut, rekening K, yang pembayarannya menggunakan dolar AS/euro, sesuai dengan sanksi-sanksi bila kontrak-kontrak perusahaan mendeklarasikan yang memenuhi pembayarannya dengan euro atau dolar," tambah juru bicara tersebut.
Sumber pemerintah mengatakan tidak relevan di mana rekening bank K dibuka. Sepanjang bank yang bersangkutan tidak masuk dalam daftar sanksi.
Pejabat Komisi Eropa mengatakan lembaga eksekutif Uni Eropa itu akan memberikan pedoman ekstra apakah mereka dapat membayar gas Rusia tanpa melanggar sanksi-sanksi yang diterapkan blok tersebut.