Epidemiolog: Cakupan Vaksinasi Perkecil Resiko Lonjakan Covid-19 Akibat Mudik

Cakupan vaksinasi tahun ini sudah jauh lebih baik ketimbang 2 lebaran sebelumnya

dok. istimewa
Petugas medis menunjukan dua vaksin pada acara Vaksinasi Merdeka Booster, (ilustrasi).
Rep: Rizky Suryarandika Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog Dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, optimistis resiko lonjakan Covid-19 akibat fenomena mudik pada tahun ini akan mengecil. Hal ini seiring luasnya cakupan vaksinasi terhadap masyarakat.

Dicky mengatakan potensi penularan Covid-19 tetap ada. Sebab ada sebagian dari masyarakat yang belum divaksin, ada yang baru 1 dosis dan ada yang menurun tingkat proteksinya.

"Namun yang membuat resiko saat ini lebih moderat atau lebih kecil pada beberapa lokasi adalah karena cakupan vaksinasi yang sudah jauh lebih baik ketimbang 2 lebaran sebelumnya," kata Dicky kepada Republika, Jumat (29/4).

Dicky meyakini luasnya cakupan vaksinasi Covid-19 menjadi modal dasar untuk memitigasi potensi lonjakan. Faktor cakupan vaksinasi, lanjut Dicky, perlu ditopang oleh protokol kesehatan (prokes) yang diterapkan secara disiplin.

"Jadi bila dilakukan konsisten akan jadi kombinasi baik dari modal imunitas tadi," ujar Dicky.

Oleh karena itu, Dicky menekankan sekarang permasalahannya adalah bagaimana memastikan kombinasi ini dapat dilakukan efektif. Salah satu caranya dengan membangun kesadaran masyarakat.

"Karena bagaimana pun pemerintah punya keterbatasan, apalagi yang bergerak mudik puluhan juta. Oleh karena itu strategi komunikasi resiko bisa jadi andalan berikutnya sehingga tidak terjadi pengabaian, euforia terhadap situasi yang memang relatif melandai ini," ucap Dicky. Rizky Suryarandika

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler