Kalah Tragis dari Madrid, Guardiola tak Mau Salahkan Pemain City

Guardiola menilai City tampil brilian sebelum kolaps pada akhir laga.

EPA-EFE/Rodrigo Jimenez
Pelatih Manchester City Pep Guardiola (kanan) memeluk gelandang Fernandinho.
Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pep Guardiola tidak mau menyalahkan anak asuhnya meskipun Manchester City tersingkir di Liga Champions di tangan Real Madrid di Santiago Bernabeu, Kamis (5/5/2022). Kekalahan City datang secara dramatis dalam semifinal dua leg tersebut.

Baca Juga


City memenangkan leg pertama 4-3 dan memimpin 1-0 di Madrid hingga menit ke-90. Namun the Citizens kebobolan dua kali oleh Rodrygo Goes pada injury time sebelum Karim Benzema memenangkan pertandingan dengan penalti perpanjangan waktu.

"Kecuali di akhir, kami brilian," kata Guardiola, dikutip dari Marca. "Namun ini semua tentang gol dan mereka mencetak satu gol lagi."

Guardiola merasa untuk sebagian besar permainan, City lebih banyak memegang kendali. Anak asuhnya bermain bagus, memiliki peluang emas via Jack Grealish yang berhasil ditepis kaki kiper Thibaut Courtois. Namun ia mengakui Real Madrid berbahaya. Los Blancos, kata Guardiola, menyelesaikan laga dengan empat striker dan Eder Militao.

"Sebelum gol pertama kami tidak diganggu oleh Madrid. Mereka telah melakukan ini berkali-kali sepanjang sejarah, tetapi kami tidak merasa kewalahan. Ketika kami bermain dalam performa terbaik kami, mereka membalas kami," kata Guardiola.

Pelatih asal Katalunya sekaligus mantan juru taktik Barcelona itu kemudian ditanya apakah kekalahan di markas Madrid ini adalah yang paling menyakitkan yang pernah ia alami dalam kariernya. Ia menampiknya.

"Saya telah mengalami kekalahan berat lainnya di Liga Champions, seperti memimpin Barcelona melawan Chelsea," kata Guardiola. "Kami datang sangat dekat. Pada babak pertama kami berjuang, tetapi di babak kedua lebih baik. Pada akhirnya kami tidak menyelesaikannya dengan kontrol," ungkapnya.

Guardiola, yang kalah di final Liga Champions musim lalu, tahu bahwa tampil buruk adalah bagian dari sepak bola. Sekarang dia harus menemukan cara untuk memotivasi para pemainnya dalam perburuan gelar Liga Inggris melawan finalis Liga Champions, Liverpool.

"Kami sangat dekat mendapatkannya. Kemudian mereka unggul 2-1, mereka mendapat penalti dan itu berakhir. Kami harus mengangkat pemain kami, ini terjadi dalam olahraga," kata Guardiola. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler