Anak-anak di Blitar Bisa Belajar Hanya dengan Membayar Rp 2.000
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di serambi Masjid Al-Amin Blitar.
REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Dosen Pendidikan Matematika dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, Abi Suwito meninjau program Kalkulus Bimbingan Belajarku cabang tiga. Kegiatan program ini terletak di Pasar Sumberingin, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.
Kalkulus Bimbingan Belajarku merupakan program yang dirintis oleh Ketua Kelompok Riset dan Pengabdian GAndRing Techno PaRCS (Geometry: Application, Learning, Technology, and Practice in Research Community Service). Menurut Abi, program tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar yang sama bagi semua kalangan masyarakat.
Menurut Abi, program belajar ini dipastikan tidak memberatkan finansial masyarakat. Masyarakat hanya cukup membayar Rp 2.000 per datang. "Selain itu, program ini secara langsung juga ikut memberikan kontribusi terhadap meningkatnya omzet pedagang-pedagang PKL di lingkungan Pasar Sumberingin di setiap harinya," tutur Abi kepada Republika.co.id.
Kebermanfaatan Kalkulus Bimbingan Belajarku yang terus digaungkan oleh dosen yang aktif mengkampanyekan pembelajaran era society 5.0 tidak berhenti di situ saja. Mahasiswa-mahasiswa yang terdapat di Blitar pun juga ikut merasakannya.
Setidaknya terdapat mahasiswa ataupun alumni perguruan tinggi seperti Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Balitar, dan Universitas Nahdlatul Ulama’ Blitar yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran sebagai tentor. "Hal ini dioptimalkan agar menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan sarat dengan kearifan lokal," ucapnya.
Berbeda dengan cabang satu dan dua, kegiatan belajar mengajar Kalkulus Bimbingan Belajarku cabang tiga dilaksanakan di serambi Masjid Al-Amin. Masjid ini berada di lingkungan Pasar Sumberingin, Desa Sumberingin Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.
Menurut Abi, pemilihan lokasi masjid ini bertujuan untuk mengenalkan sekaligus mengajak anak-anak agar cinta masjid sedari kecil. Kemudian menjadikan masjid sebagai pusat peradaban dan pemberdayaan generasi Islam. Hal ini penting mengingat belakangan tidak sedikit anak-anak usia sekolah yang kian terkikis adab dan karakternya.
Dengan diletakkan di masjid, Abi berharap, bisa membantu membentuk adab dan karakter siswa. Selain diajarkan materi umum, pihaknya juga mengajarkan shalat berjamaah. Kemudian para tentor juga akan memandu anak-anak untuk melafalkan juz ‘amma secara bergantian di setiap akhir pembelajaran.
Untuk diketahui program yang bermitrakan ranting Muhammadiyah Sumberingin ini telah mewadahi sebanyak 42 siswa. Jumlah ini terdiri atas kelas TK, SD, dan SMP, baik kelas private maupun reguler.