Ahli: Wabah Hepatitis Akut Mungkin Dipicu Anjing atau Parasetamol

UKHSA menduga hepatitis akut ada kaitannya dengan anjing atau parasetamol.

EPA PHOTO/PHOTOMIG/Oleg ZAKHAROV
Seorang ayah dan anaknya terpaksa tidur di ranjang yang sama di rumah sakit di Krasnodon, Ukraina, Selasa 24 Juni 2003 akibat wabah hepatitis A. Kini, kasus hepatitis A meningkat di beberapa negara.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awal pekan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, setidaknya ada 230 kasus hepatitis misterius pada anak yang ditemukan di berbagai belahan dunia. Para ahli mensinyalir, hewan peliharaan anjing atau penggunaan parasetamol bisa jadi turut berperan dalam memicu hepatitis yang belum diketahui penyebabnya ini.

Kaitan antara wabah hepatitis akut dengan anjing dan parasetamol ini diungkapkan UK Health Security Agency (UKHSA). Menurut data UKHSA, 64 dari 92 anak yang terkena hepatitis akut berasal dari keluarga yang memiliki hewan peliharaan anjing atau pernah berkontak dengan anjing.

Tim medis saat ini sedang menginvestigasi hubungan antara hepatitis akut dan anjing. Namun, para ahli juga menyoroti kemungkinan banyaknya pasien hepatitis akut yang berkontak dengan dengan anjing disebabkan tingginya tingkat kepemilikan anjing sebagai hewan peliharaan di Inggris.

Data juga menemukan, tiga perempat anak dengan hepatitis akut menggunakan parasetamol. Hanya sedikit pasien hepatitis akut yang menggunakan ibuprofen dan tak ada satupun menggunakan aspirin. Namun, tim ahli menilai prevalensi penggunaan parasetamol konsisten dengan panduan manajemen penyakit akut pada anak.

Secara umum, hepatitis merupakan peradangan pada hati dan biasanya disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Wabah yang terjadi saat ini dijuluki sebagai hepatitis misterius karena penyebab pastinya masih belum diketahui. Tak ada satupun anak yang mengalami hepatitis misterius positif terinfeksi virus hepatitis atau memiliki gangguan imun.

Menurut para ahli, kemungkinan anak untuk terkena hepatitis akut yang misterius ini sangat rendah. Meski begitu, tak ada salahnya bila orang tua mengetahui tanda dan gejala hepatitis pada anak yang patut diwaspadai.

Sebagian dari gejala hepatitis adalah sakit kuning atau area putih mata dan kulit menjadi kekuningan, urine berwarna gelap, feses berwarna pucat atau abu-abu, dan kulit gatal. Beberapa gejala lainnya adalah nyeri otot dan sendi, demam tinggi, merasa mual, merasa lelah sepanjang waktu, kehilangan nafsu makan, dan nyeri perut.

"Hubungi dokter Anda bila memiliki kekhawatiran," jelas Director of Clinical and Emerging Infections UKHSA Dr Meera Chand, seperti dilansir The Sun, Senin (9/5/2022).

Investigasi yang sedang berlangsung saat ini menemukan adanya hubungan antara wabah hepatitis akut dengan adenovirus. Tim ahli juga sedang menginvestigasi kontributor lain, seperti riwayat infeksi SARS-CoV-2.

Berdasarkan penelitian, adenovirus banyak terdeteksi pada sampel. Akan tetapi, hepatitis yang disebabkan oleh infeksi adenovirus sebenarnya bukan hal yang umum, terlebih pada anak yang sebelumnya memiliki kondisi sehat.

Baca Juga


Baca juga : Infografis Wabah Hepatitis Misterius

Apa itu adenovirus?
Adenovirus merupakan virus yang biasanya menyebar lewat kontak dekat atau paparan droplet. Sejauh ini, ada lebih dari 50 jenis adenovirus yang diketahui.

Sebagian besar infeksi adenovirus menyebabkan pilek. Namun, studi awal menemukan, anak-anak yang terkena hepatitis akut juga pernah terinfeksi adenovirus tipe 41.

Infeksi adenovirus tipe 41 diketahui dapat menyebabkan gejala mual, muntah, nyeri perut, dan diare. Anak-anak tersebut mengalami gejala-gejala ini sebelum kemudian menunjukkan tanda hepatitis, seperti sakit kuning.

Sebenarnya, infeksi adenovirus sangat jarang menyebabkan sakit berat. Namun, pada orang berisiko, seperti memiliki sistem imun lemah atau penyakit jantung, infeksi adenovirus bisa mendorong gejala lebih berat. Hepatitis merupakan efek samping yang sangat jarang dari infeksi adenovirus.

Baca juga : Ini Tips Pencegahan Dini Hepatitis Akut

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler