Putin Sebut Barat Siapkan Serangan ke Rusia
Putin mengecam ancaman eksternal untuk melemahkan dan memecah belah Rusia.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, agresi negaranya ke Ukraina perlu dilakukan. Hal itu karena Barat sedang mempersiapkan serangan ke tanah Rusia.
Dalam pidato peringatan Victory Day, yakni kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II, Putin mendorong pasukan Rusia untuk meraih kemenangan di Ukraina. “Membela tanah air ketika nasibnya ditentukan selalu suci. Hari ini kalian berjuang untuk rakyat kita di Donbas, untuk keamanan Rusia, tanah air kita,” kata Putin di hadapan barisan prajurit Rusia di Lapangan Merah, Senin (9/5/2022).
Pada kesempatan itu, Putin mengecam apa yang disebutnya ancaman eksternal untuk melemahkan dan memecah belah Rusia. Dia secara khusus menyinggung ancaman yang diciptakan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di sebelah perbatasan Rusia.
Dia kemudian memuji para prajurit Rusia yang telah gugur dalam pertempuran di Ukraina. “Kematian setiap prajurit dan perwira sangat menyakitkan bagi kita. Negara akan melakukan segalanya untuk mengurus keluarga mereka,” ujar Putin.
Dalam pidatonya, Putin tidak menyinggung atau memberikan penilaian tentang kemajuan dalam pertempuran di Ukraina. Dia pun tak membahas berapa lama kemungkinan peperangan di Ukraina bakal berlanjut.
Rusia mulai melancarkan agresi ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Keputusan itu diambil saat NATO mengumumkan bahwa mereka membuka pintu keanggotaan bagi Ukraina. Moskow memandang, masuknya Kiev ke dalam NATO akan menimbulkan ancaman keamanan. Sebab dengan bergabungnya Ukraina, NATO bisa mengerahkan atau menempatkan persenjataan strategis mereka langsung ke dekat perbatasan Rusia.
Putin sempat mengungkapkan, jika Ukraina bergabung dengan NATO, Kiev pasti akan berusaha merebut kembali Krimea. Rusia menganeksasi Krimea pada 2014. Hal itu menjadi salah satu penyebab perseteruan Ukraina dengan Rusia.
Menurut Putin, jika Ukraina memperoleh dukungan NATO untuk merebut kembali Krimea, perang tidak akan terhindarkan. Meski mengakui bahwa kalah secara kekuatan militer dengan NATO, Putin menegaskan bahwa Rusia merupakan salah satu kekuatan nuklir terbesar di dunia. Dalam pandangan Putin, tidak akan ada pemenang dalam pertempuran tersebut.