Teleskop James Webb Rilis Foto Awan Magellan dengan Detail Terbaik

Detail foto menampilkan emisi dari molekul karbon dan hirdogen.

NASA/JPL-Caltech (kiri), NASA/ESA/CSA/STScI (
Perbandingan foto awan magellan raksasa yang diambil dengan teleskop James Webb dan teleskop Spitzer.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND -- Awan Magellan Besar tampak lebih tajam dilihat dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb. Gambar terbaru dari Webb memamerkan kinerja menggunakan instrumen terdinginnya, Mid Infrared Instrument (MIRI).

Baca Juga


Gambar MIRI baru menunjukkan kimia gas antarbintang dalam detail terbaik, termasuk emisi dari molekul karbon dan hidrogen yang disebut “hidrokarbon aromatik polisiklik.” Molekul ini dianggap sebagai beberapa blok bangunan kehidupan.

Kemampuan pencitraan ini sangat penting untuk membantu Webb memahami bagaimana bintang dan sistem protoplanet terbentuk, kata para pejabat dalam konferensi pers, dilansir dari Space, Selasa (10/5/2022).

“Ini adalah contoh sains yang sangat bagus tentang apa yang akan dilakukan Webb untuk kita di tahun-tahun mendatang,” kata Chris Evans, ilmuwan proyek teleskop di Badan Antariksa Eropa (ESA), mitra dalam misi tersebut.

“Kami telah melakukan banyak penelitian tentang pembentukan bintang dan planet di galaksi kita sendiri, tetapi di sini kita melihatnya di Awan Magellan, galaksi eksternal yang sangat kecil, di mana mereka secara kimiawi kurang berevolusi daripada Bima Sakti kita sendiri,” kata Evan.

Gambar, yang diambil pada 7,7 mikron, menunjukkan pemandangan Awan Magellan Besar di dekatnya yang merupakan galaksi kerdil yang bertetangga dengan Bima Sakti. Di samping gambar Webb, para insinyur merilis ulang gambar dari Teleskop Luar Angkasa Spitzer yang sekarang sudah pensiun pada 8,0 mikron.

Spitzer adalah pionir pada zamannya dalam menghasilkan gambar resolusi tinggi dari alam semesta inframerah dekat dan menengah (the near-and mid-infrared universe), namun Webb jauh lebih kuat.

“Spitzer melakukan hal-hal luar biasa,” kata Evans, tetapi dia mencatat bahwa observatorium dibatasi oleh resolusi spasialnya, karena dioptimalkan untuk survei lapangan luas yang menangkap objek langit dalam konteks.

Selain itu, Webb memiliki cermin utama yang jauh lebih besar, detektor yang ditingkatkan, dan titik pengamatan yang unggul jika dibandingkan dengan Spitzer. Faktor-faktor ini akan memungkinkan teleskop baru untuk mengakses informasi inframerah dengan lebih jelas daripada pendahulunya.

Insinyur Webb sekarang berada dalam tahap penyesuaian terakhir pada instrumen, sekarang semua cermin telah didinginkan hingga suhu ruang dalam yang diperlukan oleh pengamatan inframerah.

Dalam waktu dekat, personel misi juga akan menguji kemampuan Webb untuk melacak objek di tata surya, seperti planet, satelit, cincin, asteroid, dan komet. Para ilmuwan akan fokus untuk memastikan Webb dapat melakukan ini dengan benar, mengingat observatorium sangat sensitif terhadap cahaya bintang.

“Kami juga akan mengukur perubahan keselarasan teleskop saat kami mengarahkan teleskop ke lokasi yang berbeda,” kata Evans.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler