Apple Kini Lebih Andalkan Insinyur dari China
Insinyur AS masih terlibat dalam pengembangan dari jarak jauh.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menurut laporan The Wall Street Journal, Apple memberikan lebih banyak tanggung jawab kepada para insinyur yang berbasis di China dalam mengelola proses manufaktur perangkat keras. Sebelum pandemi, Apple sering mengirim insinyur dari Amerika Serikat (AS) ke China untuk membantu mengawasi pengembangan.
Kini perusahaan lebih bersandar pada para insinyur di China, mengingat peningkatan pembatasan perbatasan karena Covid-19. Meski begitu, para insinyur AS masih terlibat dalam pengembangan dari jarak jauh.
Dilansir The Verge, Selasa (10/5/2022), pembuat iPhone telah mengadopsi beberapa teknologi, termasuk streaming langsung yang membantu staf yang berbasis di kantor pusatnya di Cupertino, California dari jarak jauh mengikuti kondisi di China. Apple telah menggunakan iPad untuk berkomunikasi dan alat augmented reality (AR) untuk membantu pakar teknis di Cupertino memeriksa masalah pabrik.
Sementara desain produk dan key decision masih dilakukan khususnya di kantor pusat Apple di Cupertino, California. Apple terkenal dengan penguasaan rantai pasokannya dan banyak pabrik yang diandalkannya untuk manufaktur berbasis di China.
Namun, kekurangan chip global dan gangguan terkait Covid-19, termasuk penguncian di China telah mengganggu produksi. CEO Apple Tim Cook mengatakan dalam panggilan pendapatan kuartal kedua (Q2) perusahaan, pihaknya mengharapkan pendapatan mencapai kisaran empat miliar hingga delapan miliar dolar AS pada kuartal sekarang. Rumor menunjukkan perusahaan sedang mengerjakan banyak produk baru untuk tahun ini, termasuk jajaran iPhone 14, MacBook Air yang didesain ulang, dan AirPods Pro generasi kedua.