Satgas: Kuatkan Kerja Sama Tekankan Hepatitis Akut Hingga PMK
Kemenkes masih menginvestigasi 15 pasien yang diduga suspek hepatitis akut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito meminta penguatan kerja sama semua pihak untuk mencegah penularan penyakit menular lainnya setelah Covid-19. Wiku mengatakan demikian setelah adanya lonjakan kasus penyakit hepatitis akut serta penyakit mulut dan kuku pada hewan.
"Kerja sama yang kita kuatkan ini juga perlu diterapkan dalam mencegah potensi penularan penyakit menular lainnya yang akhir-akhir ini mulai tercatat mengalami kenaikan angka seperti hepatitis akut dan kemunculan penyakit mulut dan kuku pada hewan," ujar Wiku dalam keterangannya dikutip dari Youtube BNPB, Rabu (11/5/2022).
Wiku mengingatkan, belajar dari pengalaman pandemi Covid-19, dibutuhkan kerja sama pentahelik yang bersifat multinasional. Hal ini untuk mencegah pandemi yang berpotensi terjadi di masa depan karena berbagai penyakit menular lainnya.
"Dibutuhkan pendekatan aspek yang komprehensif yaitu kesehatan manusia dan aspek lain yang bersinggungan seperti kesehatan hewan dan lingkungan," ujarnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga kini Kemenkes masih melakukan investigasi terhadap 15 pasien yang diduga suspek hepatitis akut, lima di antaranya meninggal dunia. Karena itu, 15 kasus tersebut masih dalam status suspek.
"(Hasil investigasi) masih ditunggu hasil labnya. Hanya empat yang bisa sebagai pending klasifikasi yang lain masih suspek karena masih menunggu hasil lab-nya," ujar Nadia kepada Republika.co.id, Selasa (10/5/2022).
Nadia menambahkan, pemeriksaan PCR untuk Covid-19 terhadap sembilan pasien mendapatkan hasil negatif. Kini, Kementerian Kesehatan juga masih melakukan lima Penyelidikan Epidemiologis (PE), namun masih belum ditemukan pola penyebaran penyakit tersebut. “Hasil PE sementara ini belum ketemu pola penularan,” kata dia.