Kajian Surat Al-Ashr: Waktu Sebagai Tanda Kehidupan Manusia

Tidak ada waktu-waktu yang dimuliakan kecuali yang sudah disyariatkan oleh Allah SWT

Surah Al Ashr
Rep: Mohamad Su'ud Red: Retizen

Menurut tafsir Kementerian Agama, Surat Al Ashr menjelaskan bahwa Allah bersumpah dengan masa yang terjadi di dalamnya bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi, dan Ilmu-Nya yang sangat luas.


Waktu adalah penanda. Seseorang bisa mengenal sebuah peristiwa, kapan terjadi, di mana, karena ada masa sebagai bukti. Kapan seseorang milad-ulang tahun, tanggal berapa kematian seseorang, semua diingat dengan sebuah waktu. Waktu akan terus berjalan, ia tidak mempedulikan apakah seseorang siap atau tidak. Kehidupan pasti berlanjut sesuai sunnah.

Ilustrasi (M. Su'ud/DokPri)

Menurut M. Quraish Shibab, dalam tafsirnya, menyatakan bahwa waktu itu bersifat netral. Waktu tidak condong ke kanan atau ke kiri. Waktu juga tidak memihak kepada siapapun. Semua berjalan sesuai sunnatullah.

Tidak ada waktu-waktu yang dimuliakan kecuali yang sudah disyariatkan oleh Allah dan Rosul-Nya, semisal hari Jumat, Ramadhan, Rajab, Sya'ban, dan seterusnya.

Spirit apa yang bisa kita ambil dari ayat ini? Semoga tulisan sederhana ini, mampu memberikan kepada kita, tentang hakekat waktu dan penggunaannya.

1. Kedisiplinan

Matahari, bulan, planet dan benda-benda langit lainnya beredar sesuai kehendak Allah. Tepat waktu dan tidak akan berubah, sampai Allah menghendaki lain.Mereka patuh, tunduk dan disiplin. Tanpa membantah.

"....(Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala ciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam. (Q.S. Al-A’raaf : 54)

Mari kita mulai dari diri sendiri dan keluarga. Membiasakan tepat waktu menghadiri undangan, rapat. Tepat waktu dalam menunaikan amanah. Tepat waktu dalam janji yang diucapkan. Disiplin dalam menegakkan sholat, dan seterusnya.

2. Kepastian

Surat ini mengajarkan kepada kita, bahwa hidup itu kepastian, bukan perkiraan apalagi abal-abal. Gerhana matahari dan bulan tepat datang dan berakhirnya, bahkan terhitung sampai detik perdetik. Waktu sholat lima dan sunnah juga telah ditentukan mulai dan batasnya. Perjalanan kereta api dan pesawat bisa dipastikan keberangkatan dan kedatangannya. Bahkan sekarang ada maps menemani perjalanan kita.

Masihkah kita ragu-ragu dalam menjalankan aktifitas? Mati itu pasti, kita hanya berupaya agar berakhir khusnul khotimah. Rizqi sudah terjamin, namun kita pastikan usaha dan jalannya dalam ridho-Nya. Celaka dan bahagia keniscayaan, namun kita berupaya memilih yang terbaik.

Inilah ayat Allah, bukti bahwa Allah menciptakan apa yang ada di langit-bumi, dengan penuh kepastian.

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui," Surat Yunus ayat 5.

3. Perencanaan

Lihatlah desaign dan perencanaan Allah. Tidak ada celah dan cacat sedikitpun.

Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat? (QS. [67] Al-Mulk : 3)

Melakukan kegiatan sehari-hari, harus diawali dengan perencanaan. Tidak asal berjalan, tidak setengah-setengah, tapi sepenuh jiwa. Perencanaan menentukan tingkat kesuksesan.

Semisal, merencanakan rapat/meeting. Apa yang perlu disiapkan? Siapa yang bertanggungjawab? Siapa pesertanya? Sudah siapkan bahan rapat?. Semakin besar kegiatan, semakin matang perencanaan. "Kegagalan perencanaan, seperti merencanakan kegagalan," demikian kata ahli manajemen.

4. Produktifitas

Menghabiskan waktu dan menggunakan waktu itu sangat berbeda. Ada orang berpuasa, seharian di dalam kamar, mendengarkan musik, setelah itu ngabuburit, menjelang adzan maghrib pulang. Ini kategori sekedar menghabiskan waktu. Di waktu yang sama, ada temannya yang sudah menamatkan tilawah 5 juz, membaca buku 10 halaman, membersihkan kamar.

“Ada dua nikmat, di mana banyak manusia tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan waktu luang.” (HR Bukhari)

Setiap kita memiliki 24 jam, tidak kurang dan tidak lebih. Tentang pemanfaatannya tergantung kemampuan mengelola individu yang bersangkutan. Ada orang yang memiliki waktu sempit, tapi bisa melakukan banyak hal.

Apakah waktu kita penuh keberkahan? Mari muhasabah diri. Jangan sampai kita menyesal, setelah semua berlalu!!

InsaAllah berlanjut ke kajian berikutnya.

sumber : https://retizen.id/posts/132382/kajian-surat-al-ashr-waktu-sebagai-tanda-kehidupan-manusia-i
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler