Ada 18 Kasus Diduga Hepatitis Akut, Ini Gejala Umum pada Pasien Menurut Dirut RSPI
Hingga kini sudah ada tujuh kasus kematian diduga akibat hepatitis akut misterius.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan hingga kini ada 18 pasien dengan dugaan terjangkit hepatitis akut di Indonesia. Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr. Mohammad Syahril mengatakan, sebanyak 72,2 persen atau 13 pasien mengalami gejala demam sebanyak 72,2 persen atau 13 pasien.
"Demamnya tidak tinggi. Kemudian mual, muntah, hilang nafsu makan," kata Syahril dalam Konferensi Pers secara daring, Jumat (13/5/2022).
Kemudian, sebanyak sebanyak 55,6 persen atau 10 pasien mengalami mual. Ada sebanyak 50 persen atau 9 pasien mengalami gejala muntah dan hilang nafsu makan.
"Gejala lainnya, diare akut 44,4 persen. Malaise (lemah, lesu) 44,4 persen. Nyeri bagian perut (kembung-kembung) 38,9 persen," ungkap Syahril.
Para pasien juga mengalami nyeri pada otot-otot dan sendi, dengan persentase 27,8 persen. Juga kuning di bagian mata, termasuk kulit dengan persentase 22,2 persen.
"Untuk gatal-gatal (11,1 persen). Kemudian urine seperti air teh (5 persen) dan gejala sesak nafas yang tidak ditemui pada pasien ini," jelasnya.
Untuk rentang usia, terbanyak adalah 5-9 tahun yakni 6 orang, 4 orang berusia 0-4 tahun. Kemudian, 4 orang berusia 10-14 tahun, serta 4 orang berusia 15-20 tahun.
Adapun, 18 kasus dugaan hepatitis akut tersebar di tujuh provinsi. Kasus terbanyak berada di DKI Jakarta sebanyak 12 kasus. Lalu, satu kasus di Sumatera Utara, satu kasus Sumatera Barat, satu kasus di Bangka Belitung, satu kasus di Jawa Timur, satu kasus di Jawa Barat, dan satu kasus di Kalimantan Timur.
"Domisili terbanyak sebaran ini ada di DKI Jakarta ada 12 kasus, dan diikuti enam provinsi lain dengan masing-masing satu kasus," ujar Syahril.
Hingga kini sudah ada tujuh kasus kematian diduga akibat hepatitis akut misterius. Ketujuh pasien, kata Syahirl, meninggal sebelum menjalani pemeriksaan diagnosis probable hepatitis akut misterius. Namun, seluruh pasien menunjukkan gejala serupa mirip penyakit tersebut.
"Yang tujuh meninggal tadi belum probable, karena belum kita tegakkan diagnosisnya sebagai hepatitis akut. Sehingga, kita tidak bisa mengatakan pasien tujuh ini meninggal karena hepatitis akut," kata dokter Syahril.
Sebagian besar pasien yang meninggal, sambungnya, sudah dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar setelah mengalami gejala yang lebih berat, seperti kejang dan menurunnya kesadaran. Namun, ia tidak rinci menjelaskan rumah sakit mana saja yang menangani ketujuh pasien tersebut.
"Nanti akan disampaikan Kementerian Kesehatan untuk wilayah, usia, dan profil kesehatan pasien," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSPI Sulianti Saroso, Titi Sundari mengimbau orang tua bisa mengenali gejala hepatitis akut misterius sejak dini. Penanganan segera pada penderita diharapkan bisa mencegah kefatalan.
"Kalau misalnya pada putra-putri, anak bawah 5 tahun atau anak di bawah usia 16 tahun memiliki keluhan seperti mual, muntah, nyeri perut, diare, hingga demam yang hilang timbul maka harus diwaspadai," ujarnya saat berbicara di konferensi virtual, Rabu (11/5/2022).
Titi meminta para orang tua berhati-hati karena keluhan ini biasanya gejala awal hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Kemudian, dia menambahkan, jika penderita sudah memasuki fase lanjut maka penderita akan mengalami gejala kuning, air kencing berubah jadi seperti warna teh, atau bahkan tinjanya berwarna putih.
Pada tingkat lanjut, penderita bisa mengalami kejang dan sangat lemas kondisi fisiknya hingga menurun kesadarannya. Ia mewanti-wanti orang tua harus hati-hati dan segera membawa anak ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) atau fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) saat terjadinya gejala awal.
"Yang penting yang harus diperhatikan adalah kenali gejalanya sejak dini. Jangan membawa anak dalam kondisi tidak sadar, kesadaran menurun, kejang, atau dalam kondisi dalam sangat lemas karena artinya kondisinya sudah fatal," katanya.
Dokter spesialis anak konsultan di rumah sakit anak dan bunda (RSAB) Harapan Kita Eva J Soelaeman mengatakan, infeksi hepatitis akut misterius sangatlah cepat.
"Infeksi (hepatitis akut misterius) cepat sekali," ujar Eva saat mengisi konferensi virtual, Kamis (12/5/2022).
Ia menjelaskan, ketika virus hepatitis akut misterius menular, membelah diri, tak lama kemudian kesadaran penderita menurun, dan akhirnya meninggal dunia. Padahal, dia melanjutkan, kasus hepatitis yang lain seperti Hepatitis A dalam kurun waktu singkat bisa sembuh.
"Jadi, cepat sekali (penilarannya) dan kalau dicek laboratorium, SGPT dan SGOT itu sudah di atas 500," katanya.
Dokter spesialis penyakit dalam Ari Fahrial Syam mengungkap penyakit virus hepatitis bisa mengakibatkan kematian. Sedikitnya kasus hepatitis mengakibatkan sekitar 1,4 juta kematian setiap tahunnya.
"Penyakit infeksi hepatitis virus saat ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap tahun," ujar Ari saat dihubungi Republika, Jumat (13/5/2022).
Sejauh ini, dia menambahkan, ada beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan radang hati atau hepatitis. Kemudian, virus hepatitis yang ada antara lain Hepatitis virus A,B,C,D dan E. Terakhir juga dilaporkan ditemukannya virus Hepatitis G.
Dari virus hepatitis yang ada ini virus Hepatitis B dan C merupakan dua virus yang memang bisa menyebabkan penderitanya mengalami hepatitis kronis, berlanjut menjadi sirosis hati atau penciutan hati sampai kanker hati bahkan sampai menyebabkan terjadinya kematian.
Menurut Ari, kesadaran masyarakat akan penyakit ini harus bisa ditingkatkan. Menurutnya, masyarakat lebih waspada terhadap penyakit seperti kanker, gangguan jantung, padahal infeksi hepatitis juga membahayakan.
"Masyarakat memang harus selalu diingatkan akan bahaya infeksi virus ini. Rasanya kita selalu mendengar ada saja dalam keluarga kita yang pernah sakit hepatitis ini yang akhirnya berujung pada kematian," katanya.