Penelitian: Terkena Covid-19 Parah Setara dengan 20 Tahun Penuaan 

Efek Covid-19 masih dapat dideteksi lebih dari enam bulan setelah penyakit akut.

www.freepik.com.
Urutan gejala long Covid-19 (ilustrasi).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Santi Sopia, Flori Sidebang

Baca Juga


Penyakit parah akibat Covid-19 dapat mengakibatkan gangguan kognitif yang serupa dengan yang dialami antara usia 50 dan 70 tahun. Hal itu juga setara dengan kehilangan sepuluh poin IQ, menurut sebuah penelitian terbaru. 

“Efeknya masih dapat dideteksi lebih dari enam bulan setelah penyakit akut, dan pemulihan bertahap,” tulis laporan Medical Daily, dilansir Jumat (13/5/2022).

Ada semakin banyak bukti bahwa Covid dapat menyebabkan masalah kesehatan kognitif dan mental yang bertahan lama. Banyak pasien yang pulih dari infeksi tapi melaporkan gejala termasuk kelelahan, “kabut otak”, masalah mengingat kata-kata, gangguan tidur, kecemasan, bahkan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Di Inggris, sebuah penelitian menemukan bahwa sekitar satu dari tujuh orang yang disurvei melaporkan memiliki gejala yang mencakup kesulitan kognitif 12 pekan setelah tes positif Covid. Studi pencitraa. otak baru-baru ini menemukan bahwa bahkan Covid ringan dapat menyebabkan otak menyusut. 

Hanya 15 dari 401 orang dalam penelitian ini yang dirawat di rumah sakit. Temuan insidental dari proyek besar ilmu pengetahuan warga (The Great British Intelligence Test) juga menunjukkan bahwa kasus ringan dapat menyebabkan gejala kognitif yang persisten.

Namun, masalah ini tampaknya meningkat dengan tingkat keparahan penyakit. Memang, telah ditunjukkan secara independen bahwa antara sepertiga dan tiga perempat pasien rawat inap melaporkan menderita gejala kognitif tiga sampai enam bulan kemudian.

Terdapat bukti bahwa SARS-CoV-2, virus penyebab Covid, dapat menginfeksi sel-sel otak. Belum jelas apakah masalah kesehatan psikologis yang menyebar setelah Covid adalah bagian dari masalah yang sama dengan defisit kognitif objektif, atau mewakili fenomena berbeda.

Untuk memahami lebih jauh, para peneliti menganalisis data dari 46 pasien yang pernah terinfeksi Covid. Mereka semua telah menerima perawatan di rumah sakit, ICU, di Addenbrooke Hispital di Cambridge, Inggris.

Para peserta menjalani tes kognitif terkomputerisasi terperinci rata-rata enam bulan setelah penyakit akut mereka menggunakan platform Cognitron. Platform penilaian ini dirancang untuk secara tepat untuk mengukur berbagai aspek kemampuan.

Kemampuan itu seperti ingatan, perhatian, dan penalaran. Diukur pula tingkat kecemasan, depresi, dan PTSD. Data dari peserta penelitian dibandingkan dengan kontrol yang cocok, jenis kelamin sama, usia dan faktor demografis lainnya, tetapi tidak dirawat di rumah sakit.

Dengan membandingkan pasien dan 66.008 anggota masyarakat, peneliti dapat memperkirakan bahwa besarnya kehilangan kognitif rata-rata serupa dengan yang dialami pada usia 20 tahun, antara usia 50 dan 70 tahun. Ini setara dengan kehilangan sepuluh poin IQ.

Para penyintas mendapat nilai yang sangat buruk pada tugas-tugas seperti “penalaran analogis verbal”. Mereka juga menunjukkan kecepatan pemrosesan yang lebih lambat, sejalan dengan pengamatan sebelumnya pasca-Covid tentang penurunan konsumsi glukosa otak di area otak utama. Area ini bertanggung jawab atas perhatian, pemecahan masalah yang kompleks, dan memori kerja.

Sementara orang yang telah pulih dari Covid parah dapat memiliki spektrum gejala kesehatan mental yang buruk, seperti depresi dan kecemasan.

 


Direktur Medis di Pusat Penyakit Menular Vancouver (VIDC), Kanada, dr Brian Conway juga mengingatkan, agar masyarakat terus mewaspadai gejala pernapasan akibat Covid-19. Sebab, menurut dia, gejala itu tetap ada hingga saat ini.

“Hal itu tetap penyakit pernapasan, batuk, sesak napas…dan komponen virusnya, sakit kepala, nyeri otot, dan lain sebagainya. Itu tetap ada,” kata Conway dikutip dari Vancouver Is Awesome, Jumat (13/5/2022).

Meski demikia, asisten profesor di Departemen Farmakologi dan Terapi Universitas British Columbia itu menjelaskan, dokter mencatat bahwa orang yang telah divaksinansi Covid-19, kemungkinan memiliki gejala cukup ringan. Misalnya, tenggorokan gatal, batuk ringan, dan bersin-bersin.

 

“Jadi saya pikir apa yang harus kita lakukan adalah jika Anda memiliki sejumlah gejala setiap saat, maka lakukan tes pemeriksaan, mengingat saat ini sudah banyak tersedia layanan tes cepat,” ujarnya.

Pada awal pandemi virus Corona terjadi, pihak kesehatan masyarakat setempat memberi tahu warga British Columbia, Kanada bahwa gejala umum dari virus tersebut adalah hilangnya indera pengecap maupun penciuman. Namun, saat ini, lebih banyak orang yang melaporkan gejala gastrointestinal, yakni sakit perut dan mual.

“Jadi saya merekomendasikan kepada seseorang yang mual untuk melakukan tes Covid,” jelas Conway.

 

Meski demikian, Conway tidak dapat memastikan, apakah gejala pada varian Omicron berbeda atau tampak berbeda karena persentase populasi yang divaksinasi begitu tinggi. Selain itu, ada beberapa varian strain Omicron yang beredar di seluruh populasi.

Dia menuturkan, dengan meluasnya ketersediaan tes cepat di British Columbia, masyarakat harus menguji diri sendiri, jika mereka merasa memiliki gejala virus. Tetapi Conway menekankan, siapapun yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah harus segera mencari pertolongan medis.

"Jadi jika Anda berusia di atas 60 tahun, jika Anda memiliki beberapa penyakit lain ... atau jika Anda penderita diabetes, maka saya akan mencari perhatian karena ada pengobatan yang disebut Paxlovid," katanya. 

 

“Jadi, jika Anda meminumnya dua kali sehari selama lima hari, itu akan mengurangi tingkat rawat inap secara signifikan.Tapi harus diminum dalam lima hari pertama sakit. Jadi agak terburu-buru,” imbuhnya.

Sementara itu, dia menyebut, untuk orang yang tidak berisiko tinggi sakit parah dan menunjukkan gejala ringan, hasil positif pada tes cepat adalah tanda bahaya. Di sisi lain, hasil negatif tidak selalu menunjukkan bahwa Anda bebas Covid-19 — tes ini mungkin dilakukan terlalu dini atau mungkin memberikan hasil negatif palsu. 

 

Tanda Bahaya Covid-19 pada Anak - (Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler