Siapa yang Berisiko Tertular Cacar Monyet? Cek Kriterianya
Cacar monyet bisa memunculkan beberapa gejala, sebagiannya mirip flu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebaran kasus cacar monyet di dunia tampak semakin meluas. Per Selasa (24/5/2022) misalnya, Uni Emirat Arab, Republik Ceko, dan Slovenia melaporkan temuan kasus cacar monyet pertama mereka. Sebelumnya, cacar monyet sudah terkonfirmasi ada di 18 negara lain.
Cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Virus ini umum ditemukan di wilayah Afrika Tengah dan Barat. Cacar air dikategorikan sebagai penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan pengerat atau hewan primata kepada manusia.
Sebagian besar kasus cacar monyet tidak berbahaya atau mematikan. Pada sebagian besar pasien, cacar monyet cenderung bersifat relatif ringan. Akan tetapi, dalam beberapa kasus yang sangat jarang, cacar monyet bisa berujung pada kematian.
Seperti dilansir Eat This Not That, Rabu (25/5/2022) cacar monyet dapat memunculkan beberapa gejala. Sebagian dari gejala tersebut mirip dengan flu, seperti batuk, sakit kepala, ingusan, ada merasa lelah.
Gejala lainnya adalah nyeri otot dan pembengkakan kelenjar getah bening. Selain itu, cacar monyet juga kerap memunculkan gejala berupa kemunculan lesi atau lenting berisi nanah pada kulit. Beragam ruam ini bisa muncul di berbagai area tubuh, termasuk di sekitar genital dan membran mukosa atau selaput lendir.
Siapa yang berisiko tertular?
Cacar monyet secara umum bisa mengenai siapa saja yang melakukan kontak erat dengan ruam atau cairan tubuh individu yang terinfeksi. Melakukan hubungan seksual dengan individu yang terinfeksi juga bisa meningkatkan risiko penularan.
Batuk dikatakan dapat memicu terjadinya penularan. Akan tetapi, penularan ini baru bisa terjadi bila ada kontak yang sangat erat dengan cairan pernapasan yang dikeluarkan penderita cacar monyet saat batuk.
Trik melindungi diri
Bila merasakan gejala seperti flu atau mengalami ruam di area kulit, segera lakukan isolasi mandiri di rumah. Setelah itu, laporkan kondisi yang dialami ke departemen kesehatan lokal untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.
Penting juga untuk selalu menjaga kebersihan dan menerapkan beberapa upaya pencegahan. Sebagian di antaranya adalah menggunakan masker dan mencuci tangan dengan air dan sabun. Hindari kepanikan agar proses pemulihan bisa berlangsung dengan baik dan penularan penyakit dapat ditanggulangi.