Penyakit Cacar Monyet di Seluruh Dunia Capai 219 Kasus
Sebagian besar kasus cacar monyet terdeteksi pada pria muda.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) merilis data terbaru cacar monyet. Jumlah kasus cacar monyet di seluruh dunia mencapai 219 kasus. Total tersebut diidentifikasi di luar negara endemi cacar monyet seperti Afrika barat dan tengah.
"Ini adalah pertama kalinya rantai penularan dilaporkan di Eropa tanpa hubungan epidemiologis yang diketahui ke Afrika Barat atau Tengah, dimana penyakit ini seharusnya endemik," kata ECDC dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (26/5/2022).
Kemudian, ia melanjutkan, lebih dari setengahnya disumbang oleh sebagian besar negara Eropa. Dari total tersebut, ada satu kasus terkonfirmasi sementara sisanya masih di kategori suspek atau dugaan.
Ia menambahkan, sebagian besar kasus terdeteksi pada pria muda, yang mengidentifikasi diri sebagai pria yang berhubungan seks dengan pria.
Inggris pertama kali mencatat kasus cacar monyet awal Mei, saat ini jumlahnya sudah mencapai 71 orang. Spanyol menyusul dengan 51 kasus dan Portugal 37 orang. Sementara di luar Eropa, Kanada mencatat 15 kasus dan Amerika Serikat sembilan kasus.
Jumlah total kasus yang dilaporkan Rabu (25/5/2022) telah meningkat lima kali lipat sejak penghitungan pertama 20 Mei, ketika badan Uni Eropa mengatakan ada 38 kasus. "Risiko penularan sangat rendah tetapi memperingatkan bahwa orang yang memiliki aktivitas seksual berganti pasangan, terlepas dari orientasi seksualnya, lebih berisiko. Manifestasi klinis umumnya digambarkan ringan. Tidak ada kematian,"kata ECDC.
Orang yang terinfeksi cacar monyet juga mengalami ruam seperti cacar air di tangan dan wajah mereka. Tidak ada pengobatan khusus tetapi gejala biasanya hilang setelah dua sampai empat minggu dan tidak berakibat fatal.
Sebelumnya diketahui, Pimpinan Teknis WHO Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa cacar monyet adalah situasi yang dapat dicegah. "Ini dapat dicegah," katanya.