Jadi Tren TikTok, FDA Peringatkan Bahaya Rendam Alpukat dalam Air

Trik menyimpan alpukat dalam rendaman air berbahaya bagi kesehatan.

Pikrepo
Buah alpukat. FDA mengingatkan agar masyarakat tidak mengikuti trik TikTok yang merekomendasikan menyimpan alpukat yang sudah dibelah dalam rendaman air.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alpukat yang sudah dipotong biasanya akan berubah warna menjadi kecoklatan dalam waktu singkat. Menurut sebuah tren baru di TikTok, kondisi tersebut bisa dihindari bila alpukat disimpan dalam rendaman air.

Pengguna TikTok bernama Sidney Raz mencoba untuk membuktikan trik ini melalui sebuah video yang dia unggah. Dalam videonya, Sidney menyimpan buah alpukat yang sudah dipotong setengah ke dalam rendaman air.

Keesokan harinya, Sidney mengecek kembali kondisi alpukat yang dia simpan. Dia merasa terkejut karena alpukat tersebut masih terlihat segar dan berwarna hijau, tanpa ada warna kecoklatan yang muncul akibat oksidasi. Menurut Sidney, alpukat tersebut juga masih terasa lezat.

Trik serupa juga dilakukan oleh banyak pengguna TikTok lain. Mereka mencoba menyimpan alpukat, baik dalam kondisi terpotong maupun utuh, ke dalam rendaman air, lalu merekomendasikan trik tersebut.

Melihat viralnya trik ini, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat turut angkat bicara. FDA mengimbau agar masyarakat tidak melakukan trik tersebut untuk memperpanjang masa penyimpanan alpukat.

Menurut FDA, trik menyimpan alpukat dalam rendaman air ini memiliki konsekuensi yang negatif bagi kesehatan. Alasannya, saat alpukat direndam, FDA mengatakan patogen yang berada di kulit alpukat seperti Listeria monocytogenes dan salmonella bisa memperbanyak diri.

"FDA tidak merekomendasikan praktik ini," ungkap FDA, seperti dilansir Express, Jumat (27/5/2022).

FDA juga telah melakukan penelitian mengenai Listeria monocytogenes. Dalam penelitian ini, para peneliti mempelajari sampel kulit alpukat dari 1.615 buah alpukat. Prevalensi bakteri Listeria monocytogenes/dalam sampel yang diteliti adalah 17,73 persen.

Setelah menyimpan alpukat dalam rendaman air di kulkas, tim peneliti menemukan bahwa bakteri yang ada di kulit alpukat bisa berpindah masuk ke dalam buah. Menurut tim peneliti FDA, Listeria monocytogenes bisa menyusup masuk hingga ke dalam biji alpukat bila buah tersebut direndam dalam air dan disimpan di dalam kulkas selama 15 hari.

"Dalam kasus ini, meski kulit alpukat sudah dibersihkan terlebih dahulu sebelum dibelah, tidak akan menghilangkan kontaminasinya," pungkas FDA.

Bakteri listeria bisa bertumbuh di berbagai jenis makanan. Selain alpukat, bakteri ini juga dapat bertumbuh di keju lunak, susu yang tak dipasteurisasi, dan ikan asap. Bakteri ini juga bisa bertumbuh di sayuran yang tersimpan dalam kulkas.

Saat masuk ke dalam tubuh, bakteri listeria bisa menyebabkan infeksi serius bernama listeriosis. Listeriosis bisa menjadi sangat berbahaya bagi individu yang sistem imunnya lemah, seperti lansia, wanita hamil, dan bayi kecil.

Pada kelompok-kelompok rentan tersebut, bakteri listeria bisa menyebar di seluruh tubuh dan menyerang otak. Pada ibu hamil, bakteri ini juga dapat memicu keguguran.

Baca Juga


Bila dibandingkan dengan penyakit-penyakit lain yang ditularkan lewat makanan, listeriosis merupakan penyakit yang jarang , tapi serius. Bahkan, meski sudah diberikan terapi antibiotik yang memadai, penyakit listeriosis memiliki tingkat kematian hingga 20-30 persen.

"Lebih dari 90 persen orang dengan listeriosis peru dirawat di rumah sakit, sering kali di unit pelayanan intensif," jelas FDA.

Listeriosis biasanya memunculkan gejala seperti demam, nyeri otot, menggigil, mual, dan diare. Bila bakteri telah menyebar ke sistem saraf, gejala neurologis seperti sakit kepala, kebingungan, leher kaku, hingga kehilangan keseimbangan bisa terjadi.

Bila gejala sudah muncul, mendapatkan terapi pengobatan yang tepat dan cepat menjadi upaya yang sangat penting untuk dilakukan. Pada orang yang sehat, infeksi listeria biasanya akan membaik bila diobati dengan terapi yang tepat. Namun, bagi kelompok rentan, infeksi ini bisa berkembang menjadi lebih serius.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler