Tika Panggabean Sudah Lama Ingin Main Film Berlatar Budaya Batak
Tika Panggabean bintangi film berlatar budaya Batak, Ngeri Ngeri Sedap.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aktris Tika Panggabean mengaku sudah lama memiliki cita-cita bergabung dengan proyek yang memiliki latar belakang budaya Batak. Hal itu yang menjadi alasan Tika bersedia terlibat dalam film Ngeri Ngeri Sedap/ arahan sutradara Bene Dion Rajagukguk.
"Saya langsung bilang 'iya', karena ini syuting-nya di kampung Batak. Jadi semua yang dicita-citakan ada di film ini," kata Tika dalam acara press screening dan konferensi pers Ngeri Ngeri Sedap di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Rabu (25/5/2022).
Tika menjelaskan dirinya selalu memiliki kerinduan setiap melihat film yang berlatar belakang budaya Batak. Aktris kelahiran 3 Oktober 1970 itu mengatakan selalu bertanya-tanya kapan bisa terlibat dalam film serupa.
"Saya selalu bertanya-tanya kenapa saya tak pernah diajak, kurang Batak apa lagi saya," ujar Tika.
Akhirnya, ketika Bene mengajaknya bergabung dengan proyek Ngeri Ngeri Sedap, Tika langsung setuju. Selain karena berlatar Batak, film itu juga mengangkat konflik keluarga.
"Apalagi Bene cerita bahwa ini soal keluarga. Saya suka dengan film keluarga yang dibuat ringan tapi sarat pesan," kata Tika.
Di proyek kali ini, Tika merasa mendapat peran yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Kali ini, dia memainkan peran sebagai seorang ibu, Mak Domu.
"Di sini, dikasih peran yang beda dari sebelumnya, tantangan, teman main menyenangkan, dikasih cerita bagus dan lokasi syuting keren," ujar Tika.
Sebagai Mak Domu, Tika beradu akting dengan Arswendy Bening Swara yang memainkan karakter suaminya, Pak Domu. Ketika tahu lawan lainnya, Tika awalnya sempat "ngeri" akan beradu akting dengan Arswendy.
"Ngeri karena beliau sudah lama di dunia film dan teater. Kengerian saya adalah saya takut tak bisa mengimbangi akting Beliau," kata Tika.
Namun, Tika malah merasa bersyukur memiliki lawan main Arswendy karena bisa belajar banyak hal. Tika tak lagi menganggap Arswendy sebagai sosok "mengerikan" seperti sebelumnya.
"Tadinya, saya lihat sosok dia ngeri, ternyata dia tak sengeri itu, kasual, seancur itu," ujar dia.
Tika mengatakan, banyak mengulik dan mendalami karakternya dengan bantuan Bene dan Arswendy. "Bang Wendy (Arswendy) sebagai senior memberikan keleluasaan mendalami karakter saya dan karakter Pak Domu," kata dia.
Sebagai anak perempuan dari keluarga Batak, Tika mengatakan keluarganya cukup demokratis. Namun, dia tak menampik bahwa anak perempuan di keluarga Batak memang lebih dekat dengan orang tuanya.
"Walaupun keluarga demokratis, saya tetap memilih tinggal di rumah. Saya mungkin bisa saja pindah, tapi saya tak bisa membayangkan meninggalkan ayah dan ibu. Jadi saya memilih untuk tetap tinggal dengan mereka," ujar dia.