Haedar Nashir Sampaikan Pesan Terakhir Buya Syafii untuk Umat
Haedar memohon maaf jika Buya ada kelemahan, kekurangan, kekhilafan dan kesalahan.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Cendekiawan Muslim, Prof Ahmad Syafii Maarif, meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022) pagi. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menyampaikan rasa duka dan kehilangan atas wafatnya sosok yang akrab disapa Buya Syafii itu.
Haedar menerangkan, Buya Syafii sudah selama hampir satu bulan dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Meskipun sempat kembali ke rumah, namun Buya Syafii kemudian kembali dilarikan ke rumah sakit dua pekan lalu karena mengeluhkan sesak napas.
Bahkan, pada 26 Maret 2022 lalu, Presiden Jokowi dan Mensesneg Pratikno sempat menjenguk Buya Syafii setelah ke luar dari RS dengan kondisi segar bugar. Tapi, 13 hari lalu Buya merasakan lagi sakitnya dan harus dirawat di RS PKU Gamping.
Buya dirawat dengan tim dokter lengkap dan berkoordinasi langsung dengan tim dokter kepresidenan. Walau masih sempat sarapan pagi dan berkomunikasi pada Jumat pagi, sekitar 07.30 WIB Buya Syafii mengalami kritis sampai 10.15 WIB.
"Terima kasih kepada seluruh pihak yang begitu mencintai beliau dengan segala dukungan, takziah, doa bahkan tadi jamaah yang men-shalati beliau bergelombang tiada henti," kata Haedar di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Jumat (27/5/2022).
Atas semuanya Haedar menyampaikan jazakumullah khairan katsiran. Kemudian, mewakili keluarga Buya Syafii dan keluarga besar Muhammadiyah, Haedar memohon maaf jika Buya Syafii ada kelemahan, kekurangan, kekhilafan dan kesalahan.
Lalu, jika ada hak-hak yang belum ditunaikan dan diselesaikan PP Muhammadiyah terbuka menyelesaikan. Senada yang disampaikan Presiden Jokowi, Haedar melihat sosok Buya Syafii sebagai pribadi yang sederhana dan bersedia menerima kritik.
"Beliau selalu berpesan agar menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah, dan keutuhan umat, itu yang selalu diulang," ujar Haedar.
Haedar berpendapat, pemikiran dan jejak langkah Buya Syafii sudah disaksikan seluruh masyarakat Indonesia. Karenanya, ia berharap, apa yang semasa hidup sudah dikerjakan Buya semuanya bisa menjadi amal jariyah dan ilmu bermanfaat.
"Dan seluruh jejak pengabdian menjadi uswah hasanah bagi negeri tercinta," kata Haedar.