Puskeswan Berbagai Daerah Aktif Bergerak Tangani Wabah PMK

Puskeswan memberikan vitamin A,D dan E pada ternak sapi yang berisiko terkena PMK.

Prayogi/Republika.
Pekerja memberi minum anak sapi usai memerah susu sapi di perternakan sapi perah di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Rabu (25/5/2022). Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) berperan sebagai garda terdepan dalam peningkatan kesehatan hewan terpadu di tiap kecamatan.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) berperan sebagai garda terdepan dalam peningkatan kesehatan hewan terpadu di setiap kecamatan. Untuk itu, Puskeswan selalu siap melakukan pelayanan kepada masyarakat khususnya saat ini dalam memperkuat penanganan wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) pada hewan ternak. 

Baca Juga


Salah satu petugas kesehatan hewan, Nandan Iskandar bersama tim Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi di Puskeswan Surade, telah melakukan upaya keras di lapangan dalam pelayanan kesehatan hewan. Khusus ternak yang berisiko tertular, tim kesehatan sudah memberikan vitamin A,D dan E pada ternak sapi milik para peternak di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

“Pemberian vitamin tersebut bertujuan untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh ternak ditengah penyebaran PMK yang sedang terjadi. Tim Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi secara aktif juga melaksanakan layanan kesehatan terhadap ternak rentan sebagai upaya #SiagaPMK agar penyebaran penyakit dapat dicegah dengan meningkatkan kesehatan ternak di wilayahnya,” kata Nandan yang juga anggota Paramedik Veteriner Indonesia (PAVETI) DPD Jawa Barat, dikutip Sabtu (28/5/2022).

Tidak hanya itu, hal yang sama di Kalimantan Selatan, Bahrin Noor menceritakan tim Puskeswan Bakarung, Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Selatan juga telah melakukan surveilan PMK. Mereka melakukan pemeriksaan tanda klinis pada ternak kambing milik para peternak di Desa Taniran, Kecamatan Angkinang, Provinsi Kalimantan Selatan.

“Kami secara aktif melaksanakan monitoring ke peternakan rakyat ditengah penyebaran PMK yang sedang marak terjadi. Tim dinas juga melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) sebagai bagian dari #SiagaPMK kepada para peternak, terutama dalam mengamati tanda klinis pada ternak yang dipelihara,”ujar Bahrin.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Nasrullah menyampaikan berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan disebutkan bahwa Puskeswan melakukan tugas utama sebagai ujung tombak kesehatan hewan yang strategis dalam mendukung Sistem Kesehatan Hewan Nasional (Siskeswannas). 

“Dari data per Januari 2022 lalu, Indonesia memiliki 1.588 unit Puskeswan yang tersebar di seluruh Indonesia dan ada 89,7 persen kabupaten/kota yang memiliki Puskeswan,"ucap Nasrullah. 

Nasrullah mengatakan sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, peran Puskeswan harus dioptimalkan untuk menekan penularan wabah PMK diantaranya melalui penularan kontak langsung antar hewan ke hewan atau manusia ke hewan. Tidak hanya itu, Puskeswan juga mampu mendekatkan peternak dengan petugas kesehatan hewan sehingga penanganan PMK bisa dilakukan lebih dini. 

“Kolaborasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten terus kita tingkatkan. Kita juga terus melakukan updating perkembangan penanganan PMK dan ini tidak luput dari peran serta Puskeswan di berbagai daerah,” tutup Nasrullah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler