Zunairah, Budak Penggenggam Iman
Status Zunairah saat memeluk islam ialah budak Abu Jahal.
Di zaman yang semakin maju ini semuanya terasa seakan begitu mudah untuk didapatkan entah itu bersifat nyata ataupun khayalan, namun kemudahan ini bukannya membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik justru malah menjerumuskan kita kedalam kesesatan dan kenikmatan dunia yang hanya sesaat. Begitu banyak kemaksiatan - kemaksiatan yang merajalela seperti berjudi, minum khamr, bahkan LGBT tersebar di seluruh penjuru dunia. Sayangnya kemudahan ini justru berbanding terbalik bagi mereka sang penggenggam syariat Islam. Dunia seakan menyudutkan dan mengkambinghitamkan mereka, hingga pada akhirnya mereka memilih menyerah dan menutup diri dari keramaian dunia.
Kisah ini mungkin sama dalam hal keimanan namun dengan akhir yang berbeda. Ia tak seperti Aisyah, Khadijah atau Fathimah binti Muhammad Radhiyallahu ‘Anhunna, yang kisahnya dikenal banyak orang. Ia hanyalah budak yang bebas diperjualbelikan oleh majikannya, bebas disiksa bahkan nyawanya seakan berada di tangan sang majikan. Ialah Zunairah Al-Rumiyah Radhiyallahu ‘Anha bernama asli Haritsah binti al-Mu’ammil budak perempuan belia milik Abu Jahal musuh besar islam. Kisah keislamannya penuhnya dengan penyiksaan dan penindasan terasa seperti mati jauh lebih baik, namun ketika islam benar – benar ditanamkan di dalam hati seseorang maka tak ada yang namanya menyerah dalam mempertahankan keimanan karena seorang yang beriman akan meyakini dengan seyakin - yakinnya bahwa Allah Subhanahu Wata’ala akan selalu bersamanya.
Status Zunairah saat memeluk islam ialah budak Abu Jahal, oleh karenanya ia berusaha menutupi keislamannya dengan mengikuti serta menjalankan apa yang di sampaikan oleh nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara sembunyi – sembunyi. Namun apa daya, perlahan tapi pasti jejak keislamannya diketahui oleh Abu Jahal melalui anak buahnya.
Benar saja Abu Jahal sangat marah mendengar kabar itu, ia memerintahkan anak buahnya untuk membawa Zunairah menghadapnya saat itu juga, dengan kemarahan yang membara Abu Jahal bertanya
“ benarkah kamu telah memeluk Islam ?”
“ Benar. Aku percaya kepada seruan Muhammad, karena itu aku mengikutinya.” Jawab Zunairah dengan tenang dan yakin.
Untuk menggoyahkan iman Zunairah Abu Jahal bertanya kepada teman temannya “ hai teman – temanku, apakah kalian juga percaya dan mengikuti seruan Muhammad ?”
“ Tidak “ jawab mereka “ lantas bagaimana mungkin kamu percaya pada apa yang dibawakan Muhammad sedangkan mereka tidak mengikutinya, andaikan apa yang dibawakan oleh Muhammad itu benar tentu merekalah orang – orang yang pertama mengikutinya” Abu Jahal berfikir dengan mengatakan hal seperti itu Zunairah akan kembali menyembah Latta dan Uzza, namun perkiraan Abu Jahal salah. Keimanan yang tertanam dalam diri Zunairah justru semakin besar ia tak percaya dan tetap beriman kepada nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Perbuatan Zunairah ini tentu menambah kemarahan Abu Jahal, dengan murkanya Abu Jahal mencaci maki dan menyiksa Zunairah sampai kedua matanya mengalami luka parah dan akhirnya menjadi buta.
Apakah Zunairah menyerah dalam kepiluan menggenggam iman ditengah siksaan yang tak tertahankan ini? atau apakah ia akan berhenti menggenggam iman ditengah keterasingan ini? Tidak, tentu saja tidak bagi Zunairah perjuangan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dan para sahabat dalam menegakkan agama islam jauh lebih besar.
Melihat kedua mata Zunairah buta Abu Jahal tertawa lepas sambil mengejeknya “ Lihatlah matamu menjadi buta bukan karena pukulan tanganku, tetapi karena keislamanmu, seandainya kamu menyembah Latta dan Uzza matamu pasti akan kembali sembuh ”
Mendengar perkataan Abu Jahal, Zunairah merasa sangat sakit hati dengan lantang ia berkata “ kalian semua pembohong, tidak bermoral. Latta dan Uzza yang kalian sembah itu tak bisa berbuat apa – apa. Apalagi memberi manfaat ataupun bahaya ”.
Abu Jahal berfikir sejenak ia merasa malu dengan apa yang ia lakukan, tapi sayang rasa takabbur ( merasa diri lebih baik ) yang ada pada dirinya jauh lebih besar, dengan marah ia berkata “ wahai Zunairah. Ingatlah kamu kepada Latta dan Uzza. Itu adalah berhala yang kita dan nenek moyang kita sembah. Tidak takutkah kamu jika mereka marah kepadamu ? ”
“ Wahai Abu Jahal. Sebenarnya nenek moyangmu itu jauh lebih buta dari pada aku. Meskipun mataku buta, dengan kekuasaanya Allah bisa mengembalikan penglihatanku kapan saja, berbeda dengan tuhanmu Latta dan Uzza itu ” jawab Zunairah tegas
Penyiksaan yang dilanjutkan Abu Jahal terus berlanjut hingga petang, Zunairah lalu disuruh untuk kembali pulang dan bersiap siap untuk melanjutkan penyiksaan besok. Ditengah gelap dan keheningan malam Zunairah berdoa kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar di beri kekuatan dan pertolongan agar bisa bertahan menghadapi cobaan ini.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran ”.Qur’an Surah Al – Baqarah: 186
Allah Subhanahu Wata’ala Maha Adil, Ia tak pernah tidur, Ia dekat dengan hambanya di manapun hambanya dan bagaimanapun keadaan hambanya. Ia tak akan diam saja melihat hamba yang Ia kasihi di dzolimi oleh orang lain, dengan kekuasaan Allah Subhanahu Wata’ala keesokan harinya mata Zunairah sembuh, bahkan tak terlihat bekas – bekas penyiksaan kemarin di seluruh tubuhnya. Tentu saja Abu Jahal yang mengetahui hal itu merasa sangat aneh, dengan kebingungan ia bertanya “ Zunairah, kamu apakan wajahmu? kemarin kamu buta , tapi sekarang sudah bisa melihat. Pasti ini ulah sihir Muhammad, karena dia tukang sihir ”
Sambil tersenyum Zunairah menjawab “ Hanya Allah Subhanahu Wata’ala yang memiliki kekuasaan membuat manusia sehat, hidup, mati, dan masih banyak lagi, sedangkan Muhammad itu itu hanya manusia biasa utusan Allah ”.
Kabar penyiksaan Zunairah sampai ke telinga sahabat nabi Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu, Ketika Abu Jahal akan menyiksa Zunairah Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu datang dan membebaskannya.
Kisah yang sarat akan makna penuh dengan ketegaran dan keteladanan. Mungkin zaman kita berbeda dengannya, di tambah zaman ini tak ada lagi yang namanya perbudakan semua bebas berbuat sesuka hati. Tapi tahukah kalian bahwa musuh islam tak pernah berakhir? Abu Jahal mungkin telah tiada begitupun Abu Lahab, tetapi Abu Jahal dan Abu Lahab akan terus bertambah setiap zamannya dengan penyiksaan yang jauh lebih kejam setiap waktunya. Abu Jahal dan Abu Lahab zaman dahulu adalah mereka yang meyakini keberadaan Allah Subhanahu Wata’ala tapi tak mau mengakui dan menaatinya di karenakan ketamakan mereka terhadap dunia. Tapi Abu Jahal dan Abu Lahab zaman ini mereka yang bertuhankan akal pikiran dan ketamakan dunia sehingga mereka merasa waspada orang orang akan mengambil dunia dalam genggaman mereka.
Mungkin Zunairah hanyalah seorang budak, tapi ingatlah pepatah yang mengatakan don’t judge a book by its cover, jangan menilai sesuatu hanya dari sampulnya saja, seperti Zunairah yang menghabiskan sebagian hidupnya dengan bekerja, tetapi ia mampu berfikir kritis dan memegang teguh kebenaran di tengah keterasingan, ia hanya salah satu contoh diantara beribu kisah - kisah menakjubkan tentang keteguhan iman seorang wanita yang bisa kita teladani.
Wahai kalian sang penggenggam syariat islam, apapun yang kalian lakukan dalam menegakkan agama ini bukanlah hal yang sia – sia, semua amalan kalian akan menolong kalian kelak. Siksaan dan tekanan yang kalian dapatkan saat ini memang tak seberapa di banding siksaan yang di dapatkan orang orang sebelum kalian, tapi berhati – hatilah karena zaman ini musuh islam tak hanya menyerang dari segi perbuatan saja, saat ini mereka sedang berusaha mencuci fikiran kalian dengan hal hal keduniaan hingga kalian meninggalkan agama islam ini secara perlahan.
Wahai sang penggenggam syariat, bersabarlah dan bersyukurlah kalian karena setiap musibah yang datang pasti akan berakhir kebahagian.
Allah Subhanahu Wata’ala Berfirman :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
”Wahai orang – orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan ( kepada Allah ) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Alllah berserta orang – orang yang sabar“. Qur’an Surah Al Baqarah: 153
Dan dari Shuhaib bin Sinan Radhiyallahu’anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
عَجَبًا لِلْمُؤْمِنِ. لَا يَقْضِي اللَّهُ لَهُ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ، فَشَكَرَ، كَانَ خَيْرًا لَهُ؛ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ فَصَبَرَ كَانَ خَيْرًا لَهُ
“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya." (Hadits Riwayat Muslim Nomor. 2999).
Referensi :
https://tanwir.id/mengenal-zunairah-budak-perempuan-muslim-abu-jahal/, diakses pada 03 Maret 2022 Pukul 17.04 WIB
https://www.republika.co.id/berita/q8xy45320/zunairah-budak-yang-selamat-meski-disiksa-berulang-kali, diakses pada 26 Februari 2022 Pukul 14.20 WIB
*Mahasiswi Angkatan III Prodi KPI STIBA Ar Raayah Sukabumi
**Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Komunikasi Dakwah pada Semester IV