PKS Minta tak Dikunci, PAN: Gabung Saja Dulu

Koalisi Indonesia Bersatu, masih terbuka untuk partai manapun yang ingin bergabung.

Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PAN - Zulkifli Hasan. Republika/Putra M. Akbar
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan menanggapi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tak ingin dikunci ketika bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Ia meminta PKS untuk bergabung saja terlebih dahulu.

Baca Juga


"Ya (bergabung saja dulu) itu saja jawaban saya," ujar Zulkifli ketika ditanya apakah sebaiknya PKS bergabung terlebih dahulu dengan Koalisi Indonesia Bersatu, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Koalisi Indonesia Bersatu, jelas Zulkifli, masih terbuka untuk partai politik manapun yang ingin bergabung. Terlebih jika ada parpol yang ingin merumuskan gagasan membawa Indonesia makmur, adil, dan sejahtera.

"Kita tidak bicara capres-cawapres, kalau koalisi ini merumuskan bagaimana apa yang harus kita lakukan untuk Indonesia agar menjadi negara maju untuk perubahan dunia sekarang ini," ujar Zulkifli.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PKS, Habib Aboe Bakar Alhabsyi menanggapi ajakan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan untuk bergabung dengan KIB. Ia membuka peluang itu, tetapi PKS meminta untuk tak mengunci partainya.

"PKS dilepas bebas, siapapun yang ingin bermain silakan. Mau kejar PKS, InsyaAllah siap, tapi jangan kunci kami, ngerti maksudnya ya," ujar Aboe tanpa menjelaskan lebih detail maksud untuk tidak dikunci itu, usai perayaan Milad ke-20 PKS, Ahad (29/5/2022).

Ia menjelaskan, PKS akan mengkaji tawaran dari PAN untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu. Pasalnya, ia menyebut bahwa PKS tak ingin lagi berada di luar pemerintahan usai pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Kami sudah tak mau lagi di luar pemerintahan. Kita warga, kita akan rebut dengan kemenangan, kita ingin mengusung, bukan lagi mendukung," ujar Aboe.

 

Empat Tantangan Partai Islam - (infografis republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler