Banyuwangi Kembangkan Wisata Medis Melalui Senior Living

Pembangunan Senior Living bisa selesai pada empat bulan ke depan.

Ist
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, terus berusaha mengembangkan medical tourism. Salah satunya dengan mendirikan layanan Senior Living atau hunian bagi kalangan lansia.

Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani mengatakan, layanan Senior Living akan dibangun di salah satu rumah sakit milik BUMN. "Yakni yang berada di Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi," ujar perempuan berhijab ini.

Meskipun pembangunannya masih tahap peletakan batu, Ipuk mengapresiasi langkah pendirian Senior Living. Pasalnya, hal tersebut, selaras dengan konsep medical tourism (wisata medis) yang kini menjadi tren di sejumlah negara maju.

Menurut Ipuk, selama ini ketika berbicara wisata medis sering kali yang dirujuk adalah Singapura atau Penang, Malaysia. "Sedangkan di negara kita sendiri (Indonesia), ini masih belum tergarap dengan baik,” ungkapnya.
 
Ipuk menilai konsep wisata medis sangat tepat dikembangkan di Banyuwangi. Sebab, kabupaten ujung timur Jawa ini telah dikenal sebagai daerah rujukan wisatawan.


Dengan letak geografinya yang dikelilingi oleh tiga taman nasional dan pantai-pantai nan elok, Banyuwangi dinilai tempat yang tepat untuk penyembuhan. Ia mengklaim alam Banyuwangi masih asri, indah dan memiliki udara yang segar.

Kondisi tersebut bisa membantu proses pemulihan dengan cepat. Apalagi Glenmore termasuk daerah dengan banyak pegunungan sehingga oksigennya masih banyak dan baik untuk kesehatan.

Direktur PT Rolas Nusantara Medika, I Wayan Sulianta, menargetkan pembangunan Senior Living bisa selesai pada empat bulan ke depan. Layanan ini nantinya bisa memberikan fasilitas yang baik untuk para lansia di Kabupaten Banyuwangi.

Berdasarkan data  statistik 2021, jumlah penduduk di Jatim ada sekitar 39 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 13,48 persen di antaranya merupakan lansia.

Menurut Sulianta, jumlah itu diperkirakan mengalami kenaikan pada 2045. Penduduk lanjut usia di Indonesia akan mencapai hampir 19.90 persen. Oleh karena itu, pembangunan Senior Living ini sangat perlu didirikan di Banyuwangi.

Senior Living  nantinya akan menjadi pusat layanan kehidupan sosial bagi para lansia. Dengan kata lain, kegiatan akan diisi perawatan tenaga medis, konsultasi gizi, fisioterapi, pelayanan total care, hingga kegiatan menyalurkan hobi bagi para pasien ini nantinya.

"Jadi ini untuk Senior Living dan Senior Care," ungkapnya. Pengembangan layanan kesehatan di Senior Living akan dilengkapi dengan wellnes program (penerapan gaya hidup sehat) dan aktivitas penunjang kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini seperti pengawasan setiap hari (daily monitoring) dan terapi yang biasa dilakukan di taman. Kemudian fisioterapi, penyedian nutrisi herbal, yoga, dan spa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler