Wamas, Aplikasi Pengelolaan Bank Sampah Kreasi Mahasiswa UNY
Lebih dari 80 RT siap menerima implementasi proyek dari aplikasi Wamas.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pengelolaan sampah dalam saat ini mulai banyak digerakkan masyarakat yang sadar lingkungan. Untuk mewujudkan masyarakat yang ramah lingkungan, maka perlu dikelola dengan baik dan menimbulkan imbas kesadaran masyarakat sekitar.
Ini jadi perhatian mahasiswa Prodi D4 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang membuat aplikasi Waste Management System (Wamas). Yang mana, sudah dapat dijalankan di sistem Android melalui ponsel pintar.
Aplikasi pengelolaan sampah ini dirancang Ahmad Rizal Rifani, Devi Kusumawati, dan Arif Hidayat. Rizal berharap, aplikasi Wamas dapat membantu masyarakat untuk semakin sadar dan termotivasi dalam mengelola sampah dengan lebih baik lagi.
Selain itu, pengelolaan sampah yang baik akan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Apalagi, ia menekankan, aplikasi ini sudah bisa menghubungkan antara anggota yang menyetorkan sampah dengan bank sampah, bank sampah dengan pengepul.
Serta, dapat mencatat seluruh transaksi. Aplikasi ini bisa menampilkan produk hasil olahan sampah organik, sehingga dapat menambah omset KSM Bank Sampah. Hasil dari penjualan sampah ini bisa menjadi pundi-pundi pemasukan masyarakat. "Yang dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar," kata Rizal, Rabu (1/6/2022).
Devi menuturkan, mereka bekerja sama dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) bank sampah Salakan Bersemi Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul. Sudah 80 RT lebih siap menerima implementasi proyek dari aplikasi Wamas.
Kerja sama yang dijalin dalam penyelesaian masalah teknologi dan manajemen. Tiap bantuan teknologi disertai demo aplikasi pengelolaan bank sampah berbasis sistem informasi. Setelah demonstrasi, diberikan pelatihan penggunaan aplikasi Wamas.
Untuk membekali keterampilan anggota penggunaan aplikasi Wamas, maka diberikan pelatihan agar mereka bisa memastikan fungsi Wamas bekerja secara optimal. Lalu, penyebarluasan aplikasi kepada masyarakat di Desa Potorono dan sekitarnya.
"Tujuan ini agar mitra dapat mengoperasikan sistem informasi dengan prosedur yang tepat," ujar Devi.
Arif menerangkan, tampilan depan aplikasi berupa logo dan profil. Lalu tampilan saldo yang diterima beserta berat sampah yang disetor. Bagian tengah infografis tahapan yang harus dilakukan dari pengumpulan sampah hingga disetorkan ke bank.
Bagian bawah ada fitur pilihan ketika akan menyetorkan sampah ke bank sampah. Antara lain fitur dijemput, fitur setor sendiri, fitur harga sampah dan fitur jadwal. Sebelum diluncurkan, terlebih dulu diadakan sosialisasi ke KSM.
"Tim juga mengajarkan pengelolaan keuangan kepada pengurus menggunakan Microsoft Excel, sehingga semua data terinput digital dan lebih praktis dan KSM lebih mudah mencari data jika perlu dan dapat menjadi salinan selain ditulis," kata Arif.