Taliban Afghanistan Luncurkan Kampanye Basmi Tanaman Opium

Taliban mengeluarkan dekrit yang melarang penanaman opium di seluruh negeri.

AP Photo/Abdul Khaliq
Taliban membasmi ladang opium di Washir, distrik provinsi Helmand, Afghanistan, Ahad, 29 Mei 2022. Penguasa Taliban Afghanistan telah memulai kampanye untuk memberantas penanaman opium, yang bertujuan untuk menghapus produksi opium dan heroin besar-besaran di negara itu, bahkan sebagai petani. takut mata pencaharian mereka akan hancur pada saat kemiskinan meningkat.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Para penguasa Taliban Afghanistan telah memulai kampanye untuk memberantas penanaman opium. Tindakan ini bertujuan untuk menghapus produksi opium dan heroin besar-besaran di Afghanistan.

Baca Juga


Belum lama ini di distrik Washir, Provinsi Helmand selatan, pejuang Taliban yang dilengkapi senjata berjaga ketika sebuah traktor menghancurkan ladang bunga poppy. Sementara pemilik ladang berdiri di dekatnya.

Pada awal April, Taliban mengeluarkan dekrit yang melarang penanaman opium di seluruh negeri. Wakil Menteri Dalam Negeri untuk Kontranarkotika di bawah kepemimpinan Taliban, Mullah Abdul Haq Akhund, mengatakan kepada The Associated Press, mereka yang melanggar larangan penanman opium akan ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum Syariah di pengadilan yang relevan. Akhund mengatakan, Taliban berhubungan dengan pemerintah lain dan organisasi non-pemerintah untuk mengusahakan tanaman alternatif bagi petani.

Afghanistan adalah produsen opium terbesar di dunia, serta sumber utama heroin di Eropa dan Asia. Produksi opium di Afghanistan meningkat selama 20 tahun terakhir, namun hasil panen opium yang bernilai miliaran dolar dihabiskan oleh Amerika Serikat untuk menghentikan budidaya opium.

Larangan penanaman opium kemungkinan akan memberikan pukulan berat bagi jutaan petani miskin, dan pekerja harian yang mengandalkan hasil panen untuk bertahan hidup.  Larangan itu datang ketika ekonomi Afghanistan telah runtuh, dan terputus dari pendanaan internasional setelah Taliban kembali berkuasa. 

Salah satu pemilik ladang opium di wilayah Washir, Noor Mohammed, mengatakan, dia mempunyai lahan yang kecil dan kekurangan air. Sehingga dia tidak dapat bertahan hidup dengan menanam tanaman yang kurang menguntungkan. Ladang opium milik Mohammed telah dihancurkan oleh Taliban.

"Jika kami tidak diizinkan menanam tanaman ini, kami tidak akan mendapatkan apa-apa,” kata Mohammed.

Buruh harian dapat memperoleh pemasukan lebih dari 300 dolar AS sebulan dengan memanen opium dari bunga poppy. Penduduk desa sering mengandalkan janji panen opium yang akan datang dengan meminjam uang untuk kebutuhan pokok seperti tepung, gula, minyak goreng, dan minyak pemanas.

 

Helmand adalah pusat budidaya opium di Afghanistan. Kampanye pemberantasan tanaman opium menargetkan mereka yang menanam tanaman mereka setelah larangan diumumkan. Banyak orang lain yang sudah menanam lebih awal berhasil memanen. Mereka berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain, mengiris umbi poppy, lalu menyendok getah yang keluar sebagai bahan baku candu.

Tidak diketahui berapa banyak bunga poppy yang ditanam musim ini. Termasuk berapa banyak yang dipanen dan berapa banyak ladang yang telah dibasmi Taliban. Tetapi produksi opium di Afghanistan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut perkiraan Kantor Narkoba dan Kejahatan PBB (UNODC), pada 2021 sebanyak 177 ribu hektare lahan ditanami bunga poppy, dan menghasilkan opium yang cukup untuk memproduksi hingga 650 ton heroin. Itu merupakan peningkatan dari hingga 590 ton heroin pada 2020.

Dalam laporan terbaru UNODC, nilai total produksi opiat Afghanistan pada 2021 adalah 1,8 miliar dolar AS hingga 2,7 miliar dolar AS atau mencapai 14 persen dari PDB Afghanistan. Jumlah ini melebihi nilai ekspor legalnya.

Ketika berkuasa pada periode 1996-2001, Taliban juga melarang penanaman opium. Mereka kampanye dengan menghancurkan lahan pertanian dan hampir menghapus produksi dalam kurun waktu dua tahun. Namun, setelah invasi pimpinan AS yang menggulingkan Taliban pada tahun 2001, banyak petani kembali menanam bunga poppy.

Selama hampir 20 tahun berikutnya, Washington menghabiskan lebih dari 8 miliar dolar AS untuk mencoba memberantas produksi opium Afghanistan. Namun sebaliknya, produksi opium terus meningkat. Pada 2002, produksi opium mencapai sekitar 75 ribu hektar dari lahan yang ditanami bunga poppy. Jumlah tersebut dapat menghasilkan sekitar 3.400 ton opium. Sementara tahun lalu, produksinya naik dua kali lipat.

Saat ini, produksi opium Afghanistan lebih besar daripada gabungan semua negara penghasil opium lainnya.  Hampir 80 persen heroin yang dihasilkan dari opium Afghanistan mencapai Eropa melalui Asia Tengah dan Pakistan.

 

Selama Taliban berkuasa, mereka dilaporkan menghasilkan jutaan dolar dari pajak para petani dan perantara untuk memindahkan obat-obatan terlarang ke luar Afghanistan.  Pejabat senior pemerintah yang didukung AS juga dilaporkan menghasilkan jutaan dolar dari perdagangan narkoba yang berkembang pesat.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler