Anak Komut Bank Jatim Diduga Dianiaya di Holywings Yogya
Pihak keluarga tidak pernah mengetahui peristiwa ini sampai diberitahu korban.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bryan Yoga Kusuma, anak Komisaris Utama (Komut) Bank Jatim, diduga mengalami penganiayaan di Holywings Yogyakarta. Kejadian itu mengakibatkan Bryan mengalami luka-luka mulai dari tubuh bagian perut, dada, tangan sampai muka.
Perwakilan keluarga Bryan, Anung Prajotho mengatakan, Bryan dan rekan mengunjungi Holywings di Jalan Magelang, Kilometer 5,8, Sleman, pada Jumat (3/6) sekitar 23.30 WIB. Ada Albert Wijaya, Aprio Rabadi, Yogi Andhika Pratistha, dan Irawan.
Pada Sabtu dini hari sekitar 02.00 WIB, Anung mengatakan, Bryan diprovokasi oleh seseorang yang bernama Carmel dan berujung perkelahian di depan parkiran Holywings. Saat itu, Carmel disebut memanggil temannya yang bernama Leo.
Kemudian, lanjut Anung, mengumpulkan seluruh security, preman, tukang parkir, provost dan PM untuk memprovokasi Bryan. Saat perkelahian, Bryan dihajar kurang lebih selama satu jam oleh sekitar 20 orang dan terdapat oknum polisi yang terlibat.
Setelah keadaan agak kondusif, Bryan dan Albert diberikan opsi menyelesaikan masalah dengan Carmel dan Leo untuk diselesaikan di Polres Sleman. Menurut Anung, saat di Polres Sleman, Bryan dan Albert terus mendapat siksaan dan pukulan.
"Saat itu, Albert meminta pertolongan dari polisi lain yang berada di Polres, namun hanya dilihat saja dan mereka tidak memberikan pertolongan. Saat itu, identitas dan HP Albert dan juga Bryan disita pihak kepolisian," kata Anung, Ahad (5/6/2022).
Anung menerangkan, pihak keluarga tidak pernah mengetahui peristiwa ini sampai ada pemberitahuan dari Albert, itu pun pada Sabtu pagi sekitar 07.00. Albert mengabarkan jika Bryan sedang mendapatkan perawatan intensif di RSUD Sleman.
Pihak keluarga sangat menyayangkan, tidak seorang pun polisi yang ada di Polres Sleman maupun yang terlibat di Holywings memberitahu peristiwa ini kepada pihak keluarga. Bahkan, sampai Sabtu malam tidak ada Polisi yang menghubungi keluarga.
"Sehingga, pihak keluarga merasa perlu mengangkat kasus ini agar mendapatkan keadilan," ujar Anung.