Minum Satu Cangkir Kopi Setiap Hari Bisa Kurangi Risiko Stroke
Konsumsi satu cangkir kopi sehari bisa kurangi risiko stroke hingga 20 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang mungkin berpikir bahwa karena stroke cenderung terjadi secara tiba-tiba, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Padahal segala sesuatu mulai dari kebiasaan makan hingga tidur bisa memengaruhi risiko stroke.
Sebuah studi baru menemukan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah sedang bisa membantu mengurangi risiko stroke dan serangan jantung hingga lebih dari 20 persen. Jumlah sedang yang dimaksud adalah satu hingga tiga cangkir kopi sehari.
Di berbagai negara termasuk Amerika, kopi termasuk minuman yang difavoritkan. Menurut National Coffee Association, 70 persen orang Amerika minum kopi setidaknya sekali seminggu, dan 62 orang Amerika minum secangkir kopi setiap hari.
Sementara itu, penulis studi menganalisa hubungan antara asupan kopi biasa dan kasus serangan jantung, stroke, dan kematian. Penelitian ini melibatkan 468.629 peserta, yang diikuti para peneliti selama 11 tahun. Rata-rata usia subjek adalah 56,2 tahun, dan sekitar 58 persen di antaranya adalah perempuan.
Menyesuaikan berat badan, usia, jenis kelamin, tinggi badan, status merokok, dan faktor kesehatan lainnya, para ilmuwan membagi kelompok menjadi tiga kategori: orang yang tidak pernah minum kopi, orang yang minum antara 0,5 sampai tiga cangkir sehari, dan orang yang minum lebih dari tiga cangkir sehari.
Mereka menemukan bahwa kelompok peminum kopi moderat memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung 17 persen lebih rendah dan risiko stroke 21 persen lebih rendah daripada kelompok bukan peminum kopi. Secara keseluruhan, kelompok moderat melihat risiko kematian 12 persen lebih rendah dari semua penyebab daripada kelompok non-peminum kopi.
"Temuan kami menunjukkan bahwa konsumsi kopi hingga tiga cangkir per hari dikaitkan dengan hasil kardiovaskular yang menguntungkan," kata penulis studi Judit Simon, kandidat PhD, dari Pusat Jantung dan Vaskular Universitas Semmelweis, Budapest, Hongaria.
"Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan mekanisme yang mendasarinya, manfaat yang diamati mungkin disebabkan oleh perubahan positif dalam struktur dan fungsi jantung," jelas Simon seperti dilansir dari BestLife, Senin (6/6/2022).
Manfaat konsumsi kopi telah diakui studi lain. Sebuah tinjauan dari tiga studi oleh American Heart Association awal tahun ini juga menemukan bahwa kopi dapat menurunkan risiko gagal jantung, tetapi kopi harus berkafein untuk melihat manfaatnya.
"Hubungan antara kafein dan pengurangan risiko gagal jantung sangat mengejutkan," kata penulis senior review David Kao.
“Kopi dan kafein sering dianggap buruk bagi jantung karena orang mengasosiasikannya dengan jantung berdebar, tekanan darah tinggi. Hubungan yang konsisten antara peningkatan konsumsi kafein dan penurunan risiko gagal jantung mengubah asumsi itu," jelas Kao.
Kopi juga telah dikaitkan dengan manfaat kesehatan utama lainnya. Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam Cancer Epidemiology Biomarkers & Prevention menemukan bahwa minum hanya satu atau dua cangkir kopi sehari dikaitkan dengan pengurangan 26 persen risiko kanker usus besar.
Minum tiga hingga empat cangkir kopi sehari juga mengurangi risiko penyakit hati, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di BMC Public Health awal tahun ini.
Dan minum kopi dark roast, khususnya, tampaknya memiliki korelasi dengan penurunan risiko Alzheimer. Itu karena biji dark roast mengandung jumlah yang lebih besar dari phenylindanes, yang dikenal untuk mencegah penumpukan protein yang menyebabkan Alzheimer. Hipotesa ini menurut sebuah studi 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Neuroscience.
Tapi tidak semua kopi sama baiknya untuk kesehatan. Menambahkan terlalu banyak gula atau produk susu pada kopi bisa dapat menciptakan jenis masalah kesehatan lain yang mengurangi manfaat minum kopi.
"Minum minuman kopi yang mengandung gula dan susu akan membuat berat badan bertambah, yang pada gilirannya meningkatkan risiko terkena kanker, serta penyakit lain seperti penyakit jantung dan diabetes," kata Rachel Thompson, manajer program sains di World Cancer Research Fund.