Situasi Covid-19 Nasional Terkendali, Berharap Agustus Merdeka dari Pandemi

Kasus infeksi harian secara nasional masih stabil di bawah rata-rata dunia.

Republika/Thoudy Badai
Warga berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor ( HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad (22/5/2022). Pemerintah menyatakan situasi Covid-19 secara nasional saat ini masih terkendali meski belum bisa bebas dari pandemi. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Antara

Baca Juga


Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto mengatakan, sampai demgan saat ini kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali. Hal ini terbukti dalam 3 pekan terakhir kasus infeksi harian secara nasional masih di bawah rata-rata dunia.

"Kasus infeksi harian secara nasional masih di bawah rata-rata dunia yakni 1 banding 60 kasus per 1.000 penduduk yang juga menurun diikuti tingkat kesembuhan tinggi mencapai 97.36 persen yang masih berada di atas kesembuhan dunia," kata Suharyanto kepada Republika, Kamis (9/6/2022).

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, selalu memonitor kondisi Covid-19 di tingkat nasional dan internasional dalam menentukan langkah kedepannya. Salah satunya dengan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia, tercatat seluruh daerah di Jawa dan Bali masuk kriteria Level 1 situasi penanganan pandemi Covid-19.

"Pada prinsipnya, kebijakan PPKM levelling bisa berubah sewaktu-waktu tergantung dari indikator dan data transmisi komunitas yang disusun oleh Kementerian Kesehatan," tuturnya.

"Masyarakat dalam meningkatkan perekonomian nasional dihimbau tetap konsisten membudayakan protokol kesehatan, termasuk perilaku hidup bersih dan sehat seperti cukup tidur, tetap terhidrasi cukup minum, makan-makanan yang sehat dan bernutrisi, dan tetap aktif dengan olahraga, supaya kondisi ini dapat terus terkendali dan bebas dari Covid-19," sambungnya.

Meski kondisi pandemi saat ini terkendali, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memastikan Indonesia belum bisa menyatakan diri masuk ke fase endemi Covid-19. Luhut menjelaskan, sejak 6 Juni 2022 angka penularan kasus Covid-19 kembali menanjak naik dan sudah diatas 500 kasus.

"Tadinya 200, lalu 300 dan tiba tiba naik lagi ke 500. Jadi kita semua harus kompak menghadapi ini. Kita tidak bisa buru buru masuk ke endemi," ujar Luhut dalam Rapat bersama Banggar DPR RI, Kamis.

 

Namun, berbeda dengan Luhut, Ketua Satgas PB IDI Zubairi Djoerban meyakini Indonesia saat ini sudah memasuki fase endemi Covid-19. Ia meyakini hal tersebut berdasarkan sejumlah indikator epidemiologi yang telah membaik.

"Apakah Indonesia sudah masuk tahap endemi? Saya akan jawab iya. Kenapa?, karena positivity rate-nya stabil di bawah 3 persen. Keterisian tempat tidur rumah sakit dan angka kematian juga rendah sekali," kata Zubairi dalam keterangannya, dikutip Kamis.

 

Bahkan selama Juni ini, Indonesia melaporkan angka kasus harian Covid-19 selalu di bawah 400. Menurutnya kondisi tersebut sangat bagus sekali dan jauh bila dibandingkan dengan Amerika Serikat yang telah menyatakan endemi, namun kasusnya masih 70 ribu kasus per hari.

 


 

Ihwal vaksinasi, lanjut Zubairi, sasaran untuk kelompok usia dewasa sudah lebih dari 70 persen. Untuk usia lanjut pun tinggal kurang sedikit.

"Booster juga sudah mulai lumayan banyak. Kalau dibandingkan dengan negara lain, cakupan vaksinasi kita juga sudah lumayan bagus," katanya.

Meskipun, bila dibandingkan dengan situasi negara tetangga, kasus di Indonesia masih jauh di bawah rata-rata Singapura, Malaysia, Australia, atau Korea Utara yang saat ini ranking satu dunia. Ia pun tak memungkiri kendala saat ini adalah tes Covid-19 di Indonesia yang sangat sedikit jumlahnya.

"Betul (sedikit tes Covid-19). Namun hal itu bisa terkoreksi dengan BOR. Kalau sakitnya sang pasien parah karena Covid-19, pasti ke rumah sakit. Faktanya rumah sakit sepi. Positivity rate mingguan kita juga bagus," katanya.

Perihal kenaikan kasus Covid-19 lantaran dampak mudik Lebaran 2022 pun tak terbukti. "Awalnya kita khawatir soal itu (dampak mudik lebara). Apalagi yang mudik tercatat ada puluhan juta orang. Tapi, sudah dua bulan dari awal puasa, lonjakan kasus tidak terjadi. Maka, bisa dikatakan, sekarang ini kita sudah masuk tahap endemi," ucapnya.

Ia juga mengingatkan seluruh pihak, Covid-19 bahwa Covid-19 adalah penyakit yang dinamis dan amat dinamis. Jadi, sangat masih ada kemungkinan terjadi kenaikan.

"Harus tetap waspada dan taat prokes," tegasnya.

Menurut Zubairi, Covid-19 akan tetap ada di tengah masyarakat dalam jangka waktu yang panjang sehingga lonjakan kasus masih memungkinkan terjadi.

 

"Covid-19 tetap ada di sekitar kita. Tapi, karena sebagian besar kita sudah divaksin lengkap, maka kalau terinfeksi, kemungkinan hanya batuk pilek bersin saja," katanya.

Menurut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, pemerintah akan menggelar sero survei tahap tiga untuk melihat jumlah penduduk di Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Sero survei tahap tiga bergulir pada Juni hingga Juli 2022.

"Kita lakukan sero survei ketiga di akhir Juni 2022, sehingga pekan ketiga Juli 2022 sudah keluar hasilnya terkait kondisi antibodi masyarakat kita," kata Budi Gunadi Sadikin dalam agenda virtual Transformasi Kesehatan yang diikuti dari YouTube di Jakarta, Rabu (8/6/2022) sore.

Budi mengatakan, sero survei yang diselenggarakan bersama para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu akan menjadi masukan berbasis bukti ilmiah kepada Presiden RI Joko Widodo untuk mengambil kebijakan terkait pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Hasil sero survei pertama pada November-Desember 2021 menunjukkan 86,6 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2. Pada tahap kedua April 2022, antibodi masyarakat meningkat menjadi 99,2 persen.

"Semoga pada Agustus 2022, Presiden bisa ambil kebijakan berkaitan dengan Kemerdekaan Indonesia," katanya.

 

 

 

Vaksin Covid-19 anak - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler