Produksi Pangan Nasional Meningkat, Bukti Program Pertanian Pusat dan Daerah Berhasil

Selama pandemi Covid-19, sektor pertanian memperkuat neraca perdagangan Indonesia

EPA-EFE/ADI WEDA
Seorang petani menunjukkan jagung yang baru dipanen di Cianjur, 14 Maret 2022. Selama pandemi Covid-19, sektor pertanian memperkuat neraca perdagangan Indonesia. Ilustrasi.
Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama pandemi Covid-19, sektor pertanian telah membuka lapangan kerja dan memperkuat neraca perdagangan Indonesia. Demikian disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Baca Juga


Menurutnya, sejumlah strategi dan pendekatan yang dilakukan Kementerian Pertanian mampu menjaga ketersediaan kebutuhan 12 bahan pokok dalam kondisi aman dan cukup. “Tidak ada kekurangan apalagi kelangkaan. Hanya saja, ada empat komoditas yaitu daging, gula, kedelai dan bawang putih yang kebutuhannya belum bisa dipenuhi dari dalam negeri,” ungkapnya.

Salah satu dari 12 bahan pokok, beras, misalnya, selama tiga tahun terakhir produksinya cukup tinggi bahkan dalam kurun tersebut Indonesia tidak melakukan impor beras. Diketahui, produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid, keberhasilan tersebut dikarenakan sejumlah langkah yang dilakukan Kementan bersama pemerintah daerah dalam mengakselerasi peningkatan produksi beras nasional dinilai cukup efektif. "Koordinasi implementasi program antara pemerintah pusat dan daerah juga turut menentukan berhasil atau tidaknya program itu. Sejauh ini pusat dan daerah kompak," kata Agus.

Produksi beras Provinsi Banten di tahun 2021 mencapai 913.099 ton, untuk tahun 2020, sebesar 942.671 ton dan 923.712 ton di tahun 2019. “Provinsi Banten sebagai salah satu sentra produksi beras nasional selalu siap melaksanakan program peningkatan produksi. Contohnya, program irigasi pipanisasi. Program itu menjadi pengungkit sehingga produksi beras di provinsi Banten setiap tahun meningkat dan memberikan investasi jangka panjang dan berkelanjutan bagi petani,” ungkapnya.

Selain itu, pendekatan lainnya yang mendukung upaya peningkatan produksi adalah program peningkatan indeks pertanaman, penggunaan varietas unggul bermutu (VUB), dan penerapan mekanisasi pertanian.

Mengenai mekanisasi pertanian, Ekonom Indef Bustanul Arifin saat tampil dalam satu panggung bersama Mentan SYL pada acara FGD Pra Rakernas Partai Nasdem mengatakan Kementan harus terus melakukan pendampingan kepada para petani di semua desa dan sentra. “Selain itu, Kementan juga harus bisa meningkatkan skala teknologi dengan menerapkan mekanisasi,” jelas Bustanul.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler