Konsumsi Ikan Terlalu Banyak Ada Kaitannya dengan Risiko Kanker Kulit, Kok Bisa?

Studi mengungkap kaitan konsumsi ikan berlebihan dengan risiko kanker kulit.

ANTARA/Aswaddy Hamid
Ikan segar (Ilustrasi). Studi menemukan adanya hubungan antara konsumsi ikan berlebih dan kanker kulit. Meski begitu, tidak berarti ikan harus dijauhi.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi ikan bisa membawa beragam manfaat bagi kesehatan. Akan tetapi, konsumsi ikan secara berlebih tampak berkaitan dengan peningkatan risiko kanker kulit jenis melanoma.

"(Melanoma) merupakan jenis kanker kulit yang bisa menyebar ke organ lain di dalam tubuh," jelas National Health Service (NHS), seperti dilansir Express, Kamis (9/6/2022).

Sebagian besar kasus melanoma disebabkan oleh paparan sinar UV. Paparan sinar UV dapat memicu kanker karena menyebabkan kerusakan pada DNA sel yang terdampak.

Menurut studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Brown University, paparan sinar UV bukan satu-satunya penyebab potensial dari melanoma. Tim peneliti mengungkapkan bahwa konsumsi ikan berlebih juga tampak berkaitan dengan peningkatan risiko melanoma.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Causes and Control ini menemukan bahwa konsumsi ikan harian dengan rerata di atas 42,8 gram berkaitan dengan peningkatan risiko munculnya sel-sel abnormal di lapisan terluar kulit sebesar 28 persen. Terbentuknya sel-sel abnormal ini dikenal dengan melanoma stadium nol atau melanoma in situ.

"(Studi ini) telah mengidentifikasi sebuah hubungan (antara konsumsi ikan berlebih dengan risiko melanoma) yang membutuhkan investigasi lebih lanjut," ungkap peneliti Eunyoung Cho.

Belum diketahui secara pasti mengapa konsumsi ikan berlebih bisa berkaitan dengan peningkatan risiko melanoma. Meski begitu, tim peneliti menilai hubungan keduanya berkaitan dengan kontaminan yang ada pada ikan.

"Seperti bifenil poliklorin, dioksin, arsenik, dan merkuri," ujar Cho.

Studi terdahulu juga menemukan hal serupa. Berdasarkan temuan dalam studi tersebut, asupan ikan yang tinggi berkaitan dengan risiko kanker kulit yang lebih besar dan paparan yang lebih tinggi pula terhadap kontaminan-kontaminan di ikan.

Meski studi menemukan adanya hubungan antara ikan dan kanker kulit, bukan berarti ikan harus dijauhi. Ikan merupakan salah satu sumber makanan yang bergizi dan baik bagi kesehatan tubuh. Yang perlu dilakukan adalah menghindari kecenderungan mengonsumsi ikan secara berlebihan setiap hari.

Baca Juga


Terkait melanoma, kanker ini bisa memunculkan beberapa gejala pada tahap awal. Salah satu gejala awal melanoma adalah kemunculan tahi lalat baru.

Keberadaan tahi lalat patut dicurigai berkaitan dengan melanoma bila mengalami beberapa perubahan. Berikut ini adalah perubahan tahi lalat yang patut diwaspadai:
1. Ukuran tahi lalat membesar
2. Bentuk tahi lalat berubah
3. Warna tahi lalat berubah
4. Tahi lalat mengalami perdarahan atau menjadi keras
5. Tahi lalat menjadi sakit atau gatal

Tahi lalat yang berkaitan dengan melanoma juga biasanya memiliki sisi-sisi yang berlekuk-lekuk atau tidak rata. Ukuran tahi lalat yang berkaitan dengan melanoma umumnya lebih besar dari 6 mm.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler