BMKG: Persemaian di Rumpin Jadi Langkah Konkret Hadapi Perubahan Iklim
Dampak perubahan iklim tidak bisa dianggap sepele karena mencakup cuaca ekstrem.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, keberadaan Persemaian Rumpin di Bogor, Jawa Barat menjadi bukti komitmen Pemerintah Indonesia dalam penanganan perubahan iklim.
Persemaian tersebut merupakan hasil kerja sama Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan April Group.
Persemaian Rumpin itu baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. "Persemaian Rumpin Bogor menjadi langkah kongkret Indonesia dalam melakukan aksi mitigasi guna menekan laju perubahan iklim yang berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat," kata Dwikorita di Jakarta pada Sabtu (11/6/2022).
Dwikorita menegaskan, dampak perubahan iklim tidak bisa dianggap sepele. Sebab mencakup cuaca ekstrem, mencairnya salju di gunung, menurunnya kualitas air, atau meningkatnya wabah penyakit. Bahkan, perubahan iklim membawa kerugian ekonomi dan politik.
"Dampak perubahan iklim di sektor infrastruktur, transportasi, pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata yang notabene menjadi kantong-kantong pendapatan negara. Jika tidak ditangani, maka kondisinya akan semakin parah," ujar Dwikorita.
Dwikorita mengkhawatirkan intensitas bencana alam semakin sering terjadi bila dampak perubahan iklim semakin parah. Padahal, bencana alam itu sendiri erat kaitannya dengan kemiskinan. Sehingga tidak sedikit rumah tangga yang jatuh ke lingkaran kemiskinan akibat bencana alam.
"Jika kondisi ini terus dibiarkan terjadi, bukan tidak mungkin tujuan mencapai Indonesia bebas dari kemiskinan semakin jauh," kata Dwikorita.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan mengatakan, BMKG akan memberikan dukungan penuh perihal informasi cuaca guna keperluan perawatan di Persemaian Rumpin ini. BMKG, lanjut Dodo, akan menjadikan Persemaian Rumpin sebagai laboratorium untuk melihat pengaruh iklim cuaca terhadap kondisi bibit tanaman yang dikembangkan.
Pusat Sumber Benih dan Persemaian Rumpin berdiri di atas lahan seluas 159,58 hektare. Di sana, terdapat zona perbenihan, zona kelola masyarakat, zona diklat, dan zona koridor pengembangan usaha dengan kapasitas produksi sekitar 16 juta bibit. Di lokasi tersebut tersedia sejumlah fasilitas seperti area rumah perkecambahan, area rumah produksi, hingga kolam air dan sedimen.
"Rencananya, bibit-bibit yang dihasilkan dari pusat persemaian itu akan ditanam di sejumlah lahan kritis," ucap Dodo.