Telkom Pastikan Investasi Telkomsel pada GoTo Sesuai Good Corporate Governance
Investasi Telkomsel di GoTo tidak melibatkan Kementerian BUMN.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Telkom Group, Ririek Adriansyah, memastikan investasi Telkomsel di Gojek Tokopedia atau GoTo sudah sesuai dengan good corporate governance (GCG). Pernyataan tersebut disampaikan Ririek setelah mengikuti Rapat Panja Investasi BUMN pada Perusahaan Digital Komisi VI DPR RI.
“Jadi, saya dan Dirut Telkomsel memberi penjelasan meliputi garis rencana Telkom ke depan ekspansi dan sebagainya, demikian juga kita juga sampaikan proses investasi Telkomsel pada GoTo yang kami yakini proses itu sudah memenuhi berbagai prinsip GCG yang berlaku,” kata Ririek kepada wartawan seusai rapat kerja di Komisi VI DPR, Selasa (14/6/2022).
Ririek menyambut baik Anggota Panja DPR yang memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan mengenai investasi tersebut. Dia merasa forum itu bisa dijadikan tempat untuk menjawab berbagai pertanyaan yang berkembangan mengenai investasi Telkomsel di GoTo.
Ririek menegaskan investasi Telkomsel pada platform tersebut juga tidak melibatkan Kementerian BUMN. “Secara umum investasi memang diterapkan oleh Telkomsel dan tentunya Telkomsel ada juga pemegang saham lain, Singtel yang lebih berpengalaman dan juga lebih independen. Kemudian sampai ke berbagai proses, sudah diverifikasi tim, dibawa ke rapat direksi Telkomsel, dan sampai di Komisaris Telkomsel, kemudian sampai ke pemegang saham dalam hal ini Telkom dan Singtel,” terang Ririek.
“Jadi keputusan ini tidak melibatkan Komisaris Telkom, apalagi Kementerian BUMN. Itu enggak ada. Memang aturan UU seperti itu,” ucapnya.
Ririek menjelaskan, ketika investasi digital pihaknya memperhatikan juga capital gap dan potensi sinergi valuenya. Dia mengungkapkan investasi GoTo, Telkomsel pada 2021 mencatat income revenue sebesar Rp 473 miliar.
“Kuartal I 2022 itu sudah ada sekitar Rp 153 Miliar. Artinya kalau dikalikan empat saja itu sudah sekitar Rp 600 miliar lebih, sudah ada pertumbuhan sekitar 25 persen dibanding income revenue pada 2021,” terang Ririek.
Ririek memastikan pencapaian tersebut menunjukkan tidak benar kalau investasi pada GoTo membuat rugi. Dia menyebut kemarin harga saham GoTo Rp 368. Apabila dibandingkan ketika Telkomsel investasi ada Rp 270, sehingga malah mencatat dana Rp 2,8 triliun.
Ririek mengungkapkan pihaknya juga memberikan interim report kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga bisa diketahui perkembangan perusahaan. Lebih lanjut Ririek menjelaskan, dalam laporan khususnya terkait investasi GoTo juga dimasukkan unrealized loss. Meski begitu, dia memastikan saat ini masih untung.
“Ada investor yang masuk setelah kita yang belum akhir tahun. Itu harga saham per lembar Rp 375, sehingga pada 2021 kita mencatat fund release dari Rp 270 menjadi Rp 375 atau setara dengan hampir Rp 2,5 triliun,” ungkap Ririek.
“Ketika IPO harga saham GoTo kan Rp 338, artinya lebih rendan dari Rp 375 karena itu di 2021 kita interim report kita mencatat unrealized loss Rp 821 miliar. Sebenarnya Rp 338 pun kalau dibandingkan Rp 270 itu masih untung,” ujarnya.