Imbas Larangan Pakaian Non-Ihram, PPIH Andalkan Srikandi Petugas di Area Tawaf
Oleh A Syalaby Ichsan, dari Makkah Arab Saudi
IHRAM.CO.ID, MAKKAH – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melarang penggunaan pakaian selain ihram di sekitar area tawaf di Kabah, Masjidil Haram, Makkah. Karena itu, petugas lelaki berseragam dari PPIH Arab Saudi pun tak boleh berjaga di seputar Kabah pada musim haji 2022 ini.
Sekretaris Sektor Khusus Masjidil Haram, Slamet Budiono, mengungkapkan pihaknya menyiagakan para petugas perempuan untuk berjaga di lantai 1 area tawaf Menurut Slamet, mereka akan siaga di area tawaf menuju sai. "Petugas di area tawaf adalah para srikandi, sekitar lima personel, baik area tawaf menuju area sai,"ujar Slamet saat diwawancarai Tim MCH di Makkah, Rabu (16/6/2022) WAS.
Sementara itu, Slamet menjelaskan, pihaknya juga menempatkan tiga petugas perempuan di area sai. Mereka siap membantu manakala ada jamaah yang kelelahan atau batal wudhu. "Nanti dibantu, dengan petugas yang memakai seragam identitas rompi lengkap sehingga mudahkan jamaah untuk mengenali," tegas dia.
Dia menjelaskan, Seksus Masjidil Haram mempunyai 52 personel petugas yang siap melayani jamaah. Mereka terdiri dari unsur perlindungan jamaah (linjam), tenaga pendukung (mahasiswa dan mukimin Arab Saudi), dan Tim Pemberi Pertolongan Pertama Jamaah Haji (P3JH).
Hingga hari kelima keberangkatan para jamaah dari Madinah ke Makkah, sudah ada 8. 631 jamaah dari 22 kloter yang berada di Makkah. Para jamaah haji Indonesia gelombang pertama tampak antusias melaksanakan umroh . Slamet menjelaskan, jamaah bisa melaksanakan rangkaian ibadah umroh wajib dengan lancar. "Karena jumlah jamaah dibatasi, jadi tidak begitu padat dan lancar sehingga nyaman untuk melaksanakan umroh wajib," ujar dia.
Slamet menegaskan, jamaah yang mengikuti umroh wajib untuk mengikuti pembimbing ibadah atau ketua regu masing-masing. Seandainya pembimbing yang bersangkutan berhalangan, dia menjelaskan, jamaah tidak usah khawatir. Menurut dia, petugas seksus sudah disiapkan di area tawaf, sai, maupun pintu-pintu di Masjidil Haram.
Sejauh ini, dia menjelaskan, ada lima hingga enam jamaah yang dilaporkan lupa jalan pulang dan terpisah dari rombongan. Ada juga, ujar dia, jamaah yang sakit dan harus dibantu oleh para petugas. Menurut dia, ada empat kursi roda yang disiapkan untuk tawaf maupun sai hingga tahalul. Sejauh ini, Slamet menjelaskan, ada tiga jamaah yang dibantu dengan kursi roda. Apabila masih bisa jalan maka akan dibantu untuk selesaikan rangkaian ibadah dengan dibimbing berjalan," jelas dia.
Slamet pun mengimbau agar para jamaah mematuhi semua aturan dari pihak Arab Saudi saat menjalankan ibadah umroh. Jamaah asal Pati, Jawa Tengah, Heru (57 tahun) mengaku fokus untuk beribadah di Masjidil Haram sambil menunggu puncak haji. Jamaah asal Embarkasi Solo (SOC) 1 ini mengaku sudah menunggu belasan tahun untuk berhaji. Karena itu, Heru menjelaskan, dia tak akan menyia-nyiakan waktu selama berada di Makkah.
"Kalau dihitung-hitung kemungkinan untuk datang lagi juga sangat kecil. Sehingga kita betul-betul memanfaatkan waktu di sini untuk fokus ke ibadah,"ujar dia.
Selama beribadah di Masjidil Haram, dia mengaku harus menghadapi cuaca panas saat berada di luar pemondokan. Karena itu, Heru berupaya untuk mengenakan penutup kepala dan membawa semprotan air.
"Alhamdulillah, walaupun situasi cuacanya panas kita tetap nyaman dengan imbauan-imbauan dari tenaga kesehatan, dari petugas di sini," jelas dia.