Kapan Sebaiknya Mulai Skrining Kanker Serviks?
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko perempuan terhadap kanker serviks.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang bisa dicegah, dideteksi, dan diobati bila terdeteksi cukup dini. Oleh karena itu, wanita sangat disarankan untuk melakukan skrining kanker serviks secara berkala dengan pap smear.
Pada 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasi ada sekitar 570 ribu perempuan di dunia yang terdiagnosis dengan kanker serviks. Di tahun tersebut juga diperkirakan ada sekitar 311 ribu perempuan yang meninggal dunia akibat kanker serviks.
"Sekitar 80-85 persen kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), yang ditularkan melalui hubungan seksual," jelas Dr Wong Chiung Ing dari Parkway Cancer Centre melalui surel yang diterima Republika.co.id, dikutip Senin (20/6/2022).
Dr Wong mengungkapkan bahwa HPV menyerang setengah dari populasi perempuan yang aktif secara seksual. Ketika perempuan terpapar oleh virus ini, sebagian besar infeksi bisa disembuhkan oleh sistem kekebalan tubuh. Akan tetapi, pada sekitar 20 persen perempuan, HPV tetap bertahan di dalam serviks dan meningkatkan rsiiko terjadinya infeksi serviks.
"Yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada sel dan kanker serviks," kata Dr Wong.
Kanker serviks, menurut Dr Wong, merupakan salah satu jenis kanker yang paling mungkin untuk dicegah, dideteksi, dan diobati bila terdeteksi cukup dini. Hal ini bisa dilakukan dengan cara melakukan skrining kanker serviks secara teratur melalui pemeriksaan pap smear.
Pap smear dilakukan dengan cara mengambil contoh sel dari permukaan serviks. Bila pemeriksaan ini mendeteksi adanya perubahan pada tahap prakanker dalam serviks, perubahan tersebut bisa diobati dengan mudah.
"Pap smear secara teratur telah terbukti menurunkan insidensi kanker serviks sebanyak 90 persen," ungkap Dr Wong.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko perempuan terhadap kanker serviks. Sebagian di antarnaya adalah memiliki banyak pasangan seksual, melakukan hubungan seksual tanpa pelindung pada usia dini, atau memiliki riwayat penyakit menular seksual. Faktor risiko lain dari kanker serviks adalah merokok dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Berdasarkan profil risiko ini, perempuan yang sudah memasuki usia 21 tahun atau lebih, yang telah melakukan hubungan seksual, atau yang aktif secara seksual sanagt dianjurkan untuk melakukan skrining secara teratur. Mereka ini juga dapat divaksinasi dengan vaksin HPV untuk membantu mencegah terjadinya infeksi sehingga dapat menurunkan risiko kanker serviks.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, pada perempuan berusia 25-29 tahun, pap smear dapat dilakukan setiap tiga tahun. Tes HPV juga bisa dilakukan pada kelompok usia ini, namun pap smear lebih dianjurkan.
Di sisi lain, perempuan berusia 30-65 tahun memiliki tiga opsi pengetesan yang bisa dilakukan, yaitu pap smear, tes HPV, dan kombinasi keduanya. Kombinasi pap smear dan tes HPV bisa dilakukan setiap lima tahun, tes pap smear saja bisa dilakukan setiap tiga tahun, dan tes HPV saja bisa dilakukan setiap lima tahun.