Mengapa Vaksinasi Pencegah Kanker Serviks Sasar Siswi Kelas 5 dan 6 SD?

Kementerian Kesehatan menyasar siswi kelas 5 dan 6 SD untuk vaksinasi HPV.

ANTARA/ Fakhri Hermansyah
Petugas medis menyiapkan vaksin HPV (Human Papillomavirus) pada kegiatan bulan imunisasi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu (26/8/2020). Imunisasi yang diikuti siswi kelas 5 dan 6 untuk mencegah infeksi virus HPV (human papillomavirus).
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menyebutkan program vaksinasi human papillomavirus (HPV) di Indonesia menyasar pelajar perempuan kelas 5 dan 6 sekolah dasar. Vaksinasi tersebut dapat mencegah penyakit kanker serviks.

"HPV diberikan pada siswi kelas 5 dan 6 SD sebanyak dua kali," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine Seminar Media Pekan Imunisasi Dunia 2022 secara virtual yang diikuti dari aplikasi Zoom di Jakarta, Senin (18/4/2022).

Prima mengatakan pemberian vaksin HPV berlangsung secara bersamaan dengan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang rutin diselenggarakan pada Agustus dan November setiap tahun. Ia mengatakan, vaksinasi HPV telah dimulai di dua provinsi dan lima kabupaten/kota di Indonesia sejak 2021 dan diperluas di tiga provinsi dan lima kabupaten/kota pada tahun ini.

Rencananya vaksinasi kanker serviks berlaku secara nasional pada 2023-2024. Untuk mempersiapkan hal itu, menurut Prima, Kemenkes memfasilitasi pelatihan vaksinasi HPV secara berjenjang dari tingkat dinas kesehatan hingga Puskesmas di setiap daerah.

"Untuk DKI dan Bali sudah pelatihan. Tahun ini dan tahun depan kami kembangkan di seluruh kabupaten/kota yang didahului dengan tenaga kesehatan," katanya.

Selain melatih kemampuan sebagai vaksinator, menurut Prima, peserta pelatihan juga diajarkan tentang upaya menangkal hoaks atau berita bohong terkait HPV. Ia menyebut, masyarakat sebenarnya cukup menerima bahwa kanker serviks penyakit mengerikan sehingga penerimaannya cukup baik.

Salah satu hoaks terkait vaksin HPV adalah efek samping yang dapat memicu kemandulan. Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi HPV merupakan tambahan vaksin wajib di Indonesia dalam program pencegahan kanker.

"Kami akan naikkan vaksin wajibnya dari 11 antigen menjadi 14, kami tambah vaksin HPV, PCV sama Rotavirus, terutama karena kematian kanker itu paling banyak wanita Indonesia karena serviks sama kanker payudara, serviks ada vaksinnya," kata Menkes dalam Pertemuan Diaspora Kesehatan Indonesia Kawasan Amerika & Eropa.

 

Mengapa harus di usia anak-anak?

Penyakit kanker leher rahim (serviks) masih banyak diderita perempuan dan salah satu upaya untuk mencegahnya, yaitu dengan vaksinasi (HPV). Vaksin ini paling utama diberikan pada anak-anak perempuan yang belum aktif secara seksual untuk mencegah penyakit mematikan ini.

"Yang perlu diketahui mengenai pemberian vaksin HPV adalah paling penting diberikan pada saat masa anak-anak," kata dokter umum di Klinik Merial Health, Muhammad Syahrimal Ishak saat konferensi virtual mengenai "Risiko Kanker Serviks Pada Perempuan Produktif", Kamis (14/4/2022).

Sebab,menurut Muhammad, efektivitas vaksin HPV yang diberikan pada anak perempuan akan tinggi, bahkan sangat tinggi jika belum aktif secara seksual. Sebaliknya, jika sudah aktif secara seksual, besar kemungkinan sudah terpapar virus. 

Vaksin HPV pada anak-anak diberikan dua kali. Ini berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yaitu usia 9 hingga 14 tahun dengan jarak pemberian dosis pertama dan dosis kedua 6 hingga 12 bulan. 

Jika sudah berusia 15 tahun ke atas, remaja putri akan mendapatkan tiga kali suntikan. Suntikan pertama dan kedua jaraknya satu sampai dua bulan, sementara suntikan kedua ke suntikan ketiga dengan jarak enam bulan. 

Lebih lanjut, Muhammad menjelaskan, vaksin HPV menurunkan faktor risiko terinfeksi kanker serviks akibat hubungan seksual di usia dini, pasangan seks berganti-ganti, infeksi menular seksual, hingga kebiasaan merokok. Vaksinasi HPV jadi pencegahan primer kanker serviks.

Sementara itu, pencegahan sekunder yang paling baik ialah dengan skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), pap smear secara dini dan berkala, terutama perempuan berumur yang mempunyai risiko tinggi terkena kanker ini. Muhammad menjelaskan, untuk mencegah infeksi HPV yang utama tentu dengan menghindari infeksi virus, misalnya, hubungan seksual yang tidak sehat dan tidak aman. 

"Artinya butuh kombinasi skrining dan vaksinasi HPV," katanya.

Dari berbagai jenis virus yang bisa menyebabkan kanker serviks, yang paling sering menyerang adalah tipe 16 dan 18. Muhammad mengungkap, lebih dari 70 persen kanker serviks disebabkan oleh virus HPV 16 dan 18 yang tersedia vaksinnya, termasuk yang diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penghasil Vaksin Biofarma.

Baca Juga


sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler