Studi: 90 Persen Kasus Kanker Serviks Disebabkan Infeksi Virus HPV
Kanker serviks menjadi sebab utama kematian kanker pada wanita.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker serviks adalah penyakit serius yang memengaruhi sel-sel di leher rahim alias bagian paling bawah rahim. Sampai saat ini, kanker serviks adalah penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita Amerika.
Langkah pencegahan dan pengujian telah membantu meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien saat ini. Para ahli mengklaim masih ada kemajuan yang harus dicapai. Pasalnya, lebih dari 90 persen kasus kanker serviks disebabkan oleh satu hal, dan diyakini dapat diberantas.
Sebanyak 90 persen dari semua kasus kanker serviks disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV). HPV atau sekelompok lebih dari 200 virus terkait, adalah infeksi menular seksual yang paling umum di AS, dengan lebih dari tiga juta kasus baru setiap tahunnya. Meskipun HPV dapat menyebabkan kutil di berbagai bagian tubuh, termasuk organ reproduksi, itu juga bisa menjadi penyakit tanpa gejala yang jelas.
Ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melakukan penelitian menggunakan data berbasis populasi untuk memperkirakan persentase kanker yang kemungkinan disebabkan oleh HPV, mereka menemukan bahwa 91 persen kasus kanker serviks yang mengejutkan dapat dilacak ke infeksi HPV.
“Para ahli mengatakan statistik ini memegang kunci untuk mencegah kanker serviks. Jika lebih dari 90 persen kasus disebabkan oleh HPV, ini berarti sembilan dari 10 kasus kanker serviks dapat dicegah dengan vaksinasi HPV tepat waktu,” bunyi laporan, seperti dikutip dari Best Life, Rabu (30/3/2022).
Meskipun kanker serviks sejauh ini merupakan kanker paling terkenal yang disebabkan oleh HPV, ada lima jenis kanker lain yang dapat diakibatkan oleh infeksi HPV, seperti kanker dubur, kanker vulva dan vagina, kanker penis, dan kanker orofaringeal. Itu menyumbang 36.500 diagnosis baru setiap tahun, yang berarti 33.700 kasus berpotensi dicegah dengan vaksinasi, mehurut CDC.
CDC menyebut kasus kanker serviks sebagai hanya puncak gunung es. Badan kesehatan memperkirakan aa tambahan 196.000 pasien mengembangkan pra-kanker serviks setiap tahunnya.
Vaksin HPV paling efektif selama masa remaja
Para ahli mengatakan waktu terbaik untuk mendapatkan vaksinasi terhadap HPV adalah pada masa remaja awal. CDC merekomendasikan bahwa semua anak menerima dosis pertama vaksin antara usia 11 dan 12, meskipun dapat diberikan sedini sembilan tahun. Dosis tindak lanjut harus diberikan enam sampai dua belas bulan setelah yang pertama.
Komite Penasihat CDC tentang Praktik Imunisasi (ACIP) juga merekomendasikan vaksinasi HPV untuk semua orang berusia 26 tahun atau lebih muda jika mereka tidak divaksinasi pada masa kanak-kanak. Namun, untuk orang yang lebih tua, anjurannya menjadi sedikit berbeda.
"Vaksinasi tidak dianjurkan untuk semua orang yang berusia lebih dari 26 tahun," jelas CDC.
Beberapa orang dewasa berusia 27 hingga 45 tahun mungkin memutuskan untuk mendapatkan vaksin HPV berdasarkan rekomendasi dokter. Vaksinasi HPV pada rentang usia ini memberikan manfaat yang lebih kecil, karena beberapa alasan, termasuk lebih banyak orang dalam rentang usia ini telah terpapar HPV.
Tidak ada pemeriksaan rutin untuk banyak jenis kanker yang disebabkan oleh HPV. Namun, CDC menganjurkan periksa rutin ke ginekolog untuk tes Pap dan HPV secara teratur.
Para ahli mengatakan wanita harus menjalani pemeriksaan rutin mulai usia 21 tahun, dan berlanjut setiap tiga tahun selama hasilnya normal Wanita berusia 30 tahun ke atas harus menjalani tes human papillomavirus (HPV) dengan Pap smear. Terakhir, pastikan untuk konsultasi dengan dokter jika yakin memiliki gejala yang dapat mengindikasikan kanker serviks atau pra-kanker.