Ilmuwan di Chile Buat Makanan Bergizi dari Cetakan Printer 3D

Inovasi printer 3D dinilai akan mengubah pasar makanan sehat terutama untuk anak..

TechExplore
Ahli gizi di Chile membuat makanan bergizi menggunakan printer 3D.
Rep: MGROL136 Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli gizi di Chile membuat makanan bergizi menggunakan printer 3D. Inovasi ini dinilai akan mengubah pasar makanan terutama untuk anak-anak. 

Baca Juga


Dilansir dari TechExplore, Rabu (21/6/2022) Roberto Lemus, seorang profesor di Universitas Chile, dan beberapa siswa menggunakan printer makanan 3D menggunakan cochayuyo, ganggang yang ditemukan di Chile, Selandia Baru, dan Atlantik Selatan untuk  menghasilkan karakter yang bergizi dan dapat dimakan.

Figur Pokemon, serta spesies hewan lainnya digunakan agar dapat menarik perhatian anak-anak. Gambar tersebut dimasukkan ke dalam printer 3D dengan cairan agar-agar. Makanan bisa dicetak tujuh menit kemudian. 

Secara visual, warna, rasa dan bau merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam hal ini. Namun, fokus utamanya tetap padakandungan nutrisi yang terdapat di dalam makanannya. Produk yang diberikan harus memiliki gizi yang tinggi dengan cita rasa yang enak.

Printer makanan 3D dijual mulai dari 4.000 dolar AS hingga lebih dari 10.000 dolar AS. Namun, seiring kemajuan teknologi harganya akan turun, memungkinkan produk untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.

Di puluhan negara, teknologi sedang dikembangkan dalam industri kuliner, dan pencetak makanan 3D digunakan untuk memproduksi permen, pasta, dan makanan lainnya. NASA telah mengujinya pada tahun 2013 dengan tujuan meningkatkan jangkauan makanan yang bisa dimakan astronaut di luar angkasa.

Chili membuat kemajuan dengan rumput laut cochayuyo, salah satu makanan pokok tradisional dalam masakan negara pesisir dan sumber asam amino, mineral, dan yodium.

Peneliti menyiapkan tepung cochayuyo dengan memotong dan menggiling cochayuyo kering dan mencampurnya dengan bubuk kentang tumbuk instan. Dia kemudian menambahkan air panas ke dalam campuran untuk membuat zat lengket seperti agar-agar yang dimasukkan ke dalam printer.

Proyek ini telah berjalan selama dua tahun dan masih dalam tahap awal, tetapi tujuannya adalah untuk menambahkan komponen yang dapat dimakan dan warna yang dapat dimakan ke dalam menu agar lebih menarik bagi anak-anak.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler