Puncak Banjir Rob di Tanjung Emas Jamak Mengganggu Aktivitas Warga
Ketinggian banjir rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas memang cukup parah.
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Seiring meningkatnya kembali genangan banjir rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang terus mengganggu aktivitas masyarakat. Pada puncak pasang air laut, genangan banjir rob di kawasan ini jamak melumpuhkan berbagai Kegiatan perekonomian.
Iwan (45), salah seorang warga Sinar Waluyo, Iwan mengaku saat puncak pasang –mulai pukul 15.00 WIB hingga menjelang malam-- genangan tertinggi bisa merendam separuh dari mobil sedan.
Sebagai pekerja mobil rental yang biasa melayani konsumen di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, hal ini cukup mengganggu. “Bahkan pada saat puncak genangan Senin (19/6) kemarin, mobil yang saya kendarai mogok akibat terjebak genangan di Jalan Coaster, arah pintu IV Pelabuhan Tanjung Emas,” ungkapnya, di Semarang, Rabu (22/6/2022).
Pada saat puncak pasang, jelasnya, ketinggian banjir rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas memang cukup parah. Biaanya air rob mulai naik mulai pukul 14.00 WIB dan akan mencapai puncak pada pukul 16.00 hingga pukul 17.00 WIB sebelum akhirnya surut kembali menjelang dini hari.
Kondisi ini sangat merepotkan para pekerja yang setiap hari beraktivitas di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas. Karena puncak genangan akan berlangsung saat mereka akan pulang kerja.
“Sejak banjir para akibat tanggul jebol, beberapa waktu lalu, sekarang sepanjang trotoar di jalan Coaster menjelang pintu IV menjadi tempat parkir sepeda motor yang paling ideal agar kendaraan mereka tidak terendam banjir rob,” tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan peringatan dini yang dirilis Stasiun Meterologi Maritim Tanjung Emas menyebutkan, banjir rob yang kembali terjadi disebabkan oleh aktivitas pasang air laut yang mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah pantura Jawa Tengah.
Dampak dari fenomena ini adalah potensi terjadinya banjir pesisir. Untuk itu masyarakat yang tinggal maupun beraktivitas di kawasan pesisir utara Jawa tengah diimbau untuk waspada, terhadap peningkatan ketinggian pasang air laut yang berpotensi menyebabkan banjir rob.
Kondisi ini dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat. Selain itu juga dapat mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan laut.