Vaksinasi Booster di Indonesia Capai 50 Juta Orang

Suntikan dosis penguat vaksin Covid sudah diberikan pada 24,07 persen dari target.

Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin booster Covid-19 kepada warga di Polsek Jagakarsa, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Menurut data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, jumlah penerima vaksin dosis penguat atau bosster di Indonesia mencapai 48,2 juta jiwa atau 23,17 persen dari total masyarakat yang menjadi target penerima vaksin booster di Indonesia berjumlah sekitar 208 juta jiwa. Sejumlah pakar kesehatan mengatakan bahwa vaksin Covid-19 yang beredar di masyarakat saat ini masih efektif untuk menekan laju penyebaran varian baru BA4 dan BA5. Republika/Thoudy Badai
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan sebanyak 50 juta lebih penduduk Indonesia telah menerima suntikan vaksin booster atau dosis penguat hingga Senin (27/6/2022) pukul 12.00 WIB. Data Satgas Covid-19 yang diterima di Jakarta mencatat jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin Covid-19 bertambah 105.239 orang, sehingga total mencapai 50.132.890 orang.

Baca Juga


Secara persentase laju suntikan dosis penguat vaksin Covid-19 sudah diberikan pada 24,07 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 berjumlah 208 juta jiwa lebih. Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 bertambah 37.068 orang menjadi total 168.860.843 orang atau setara 81,08 persen.

Sedangkan penerima dosis pertama bertambah 13.271 orang, sehingga jumlah keseluruhan dosis pertama mencapai 201.379.547 orang atau setara 96,70 persen. Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad (26/6/2022), mendorong masyarakat untuk segera mengakses program vaksinasi Covid-19 untuk memperkuat imunitas tubuh dari risiko penularan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Kemenkes bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sedang menyelenggarakan serosurvei ketiga untuk mengukur antibodi masyarakat yang telah menerima suntikan vaksin. Survei tersebut diperlukan sebagai bahan masukan berbasis fakta ilmiah kepada Presiden RI Joko Widodo, untuk memutuskan sikap pemerintah dalam menetapkan kebijakan.

"Serosurvei tahap 1 pada Desember 2021 mencapai 88 persen (terlindungi vaksin), Maret 2022 mencapai 99,2 persen yang sudah ada antibodinya. Kita lakukan lagi pada Juni-Juli 2022. Hasilnya pada pekan ketiga atau keempat bisa diketahui," katanya.

Kegiatan serosurvei tersebut, menurut Budi, akan lakukan secara rutin untuk melihat sebaran penularan virus Corona di masyarakat. "Bagi masyarakat yang telah menerima booster sudah lebih 6 bulan, baiknya di-booster lagi, toh vaksin di Indonesia masih banyak," katanya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler