Warga Jerman Diminta Hemat Pemakaian Gas
Jerman khawatir Rusia akan memotong pasokan gas
REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Otoritas Jerman telah meminta warganya untuk menghemat penggunaan gas. Hal itu disampaikan di tengah kekhawatiran bahwa Rusia akan memotong pasokan gas ke negara tersebut.
Presiden Federal Network Agency (FNA) Klaus Mueller mengimbau warga yang tinggal di rumah maupun apartemen untuk memeriksa dan menyesuaikan pengaturan pendidih gas serta radiator mereka guna memaksimalkan efisiensi. FNA adalah badan pengaturan energi Jerman.
“Pemeliharaan dapat mengurangi konsumsi gas sebesar 10 persen hingga 15 persen,” kata Mueller kepada Funke Mediengruppe, penerbit surat kabar dan majalah Jerman, Sabtu (2/6).
Dia pun mengimbau warga untuk bersiap menghadapi musim dingin. Mueller menyebut, sebelum memasuki fase itu warga harus mulai mendiskusikan tentang apakah setiap kamar perlu diatur pada suhu normal saat musim dingin.
Mueller menjelaskan, jika pasokan gas dari Rusia dipangkas dalam rentang waktu cukup lama, negaranya harus lebih serius untuk membahas tentang penghematan. Kendati demikian, dia menjamin, walaupun seandainya suplai gas berkurang atau bahkan terhenti, rumah tangga pribadi akan dilindungi secara khusus, seperti halnya rumah sakit atau panti jompo.
“Saya dapat berjanji bahwa kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menghindari rumah tangga pribadi tanpa gas. Kami belajar dari krisis virus korona bahwa kami tidak boleh membuat janji jika kami tidak sepenuhnya yakin kami dapat menepatinya,” ucap Mueller.
Baru-baru ini Rusia memangkas aliran gas ke Jerman, Italia, Austria, Republik Ceko, dan Slovakia. Perusahaan energi Rusia, Gazprom, mengungkapkan, hal itu terjadi karena adanya masalah teknis pada Nord Stream 1, yakni jaringan pipa gas yang terbentang di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman.
Gazprom mengatakan, peralatan yang diperbarui di Kanada macet tak bisa dikirim akibat sanksi Barat terhadap Rusia. Para pemimpin Jerman telah menolak alasan Gazprom. Mereka menilai, pemangkasan gas oleh Moskow merupakan langkah politik sebagai reaksi atas sanksi Uni Eropa terhadap negara tersebut.
Uni Eropa diketahui telah memberlakukan beberapa paket sanksi terhadap Rusia. Mereka membidik berbagai sektor, terutama energi. Pada 31 Mei lalu, Uni Eropa telah menyetujui embargo parsial terhadap komoditas minyak Rusia. Hungaria, Slovakia, serta Republik Ceko diberi pengecualian dan tetap diperkenankan memperoleh pasokan minyak Rusia yang dikirim lewat pipa Druzhba. Keputusan embargo bertujuan menghentikan 90 persen impor minyak mentah Rusia ke 27 negara anggota Uni Eropa. Hal itu akan berlaku penuh akhir tahun ini.
Embargo yang dilakukan perhimpunan Benua Biru akan menjadi sanksi paling keras terhadap Moskow sebagai konsekuensinya menyerang Ukraina. Namun di sisi lain, sanksi tersebut bakal turut mempengaruhi Uni Eropa. Pada 2020, Rusia merupakan pemasok seperempat impor minyak Uni Eropa. Eropa adalah tujuan hampir separuh dari ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia.