Wamenkeu Minta Perbankan Perbanyak Akses Kredit ke UMKM

Hal ini untuk mencapai target kredit atau pembiayaan 30 persen bagi UMKM pada 2025.

ANTARA/Maulana Surya
Pegawai menata produk kerajinan berbahan kain goni (ilustrasi). Pemerintah meminta perbankan perbankan untuk memperbanyak akses kredit kepada pelaku UMKM.
Rep: Novita Intan Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah meminta perbankan perbankan untuk memperbanyak akses kredit kepada pelaku UMKM. Hal ini untuk mendukung pencapaian target kredit atau pembiayaan perbankan 30 persen bagi UMKM pada 2025.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, Kemenkeu akan  membantu perbankan terkait kerangka kebijakan untuk membantu pencapaian target 30 persen kredit untuk UMKM.

"Bapak Presiden menyampaikan seyogianya alokasi perbankan bagi UMKM sebesar 30 persen. Artinya, bagi UMKM diperbanyak, aksesnya diberikan," ujar Suahasil saat webinar pekan ini.

Suahasil ingin perbankan turut melakukan fungsi intermediasi dengan mendorong penggunaan produk dalam negeri yang akan memberikan dampak berganda dapat belanja pemerintah maupun belanja masyarakat.

"Permintaan kedua, intermediasi perbankan. Bapak Presiden mengatakan beberapa waktu terakhir kalau belanja ya produk dalam negeri," ucapnya

Pemerintah pun, tegasnya, tengah berusaha untuk memaksimalkan kandungan lokal termasuk memenuhi katalog belanja pemerintah, BUMN hingga pemerintah daerah.

"Pemerintah daerah juga sedang kita semangati, kita giring. Saya berharap perbankan yang menjalankan fungsi intermediasi perbankan itu juga bisa ikut mendorong ini," kata Suahasil.

Selain itu, Suahasil juga mengingatkan perbankan untuk mendorong kredit yang mendukung keberlanjutan keuangan khusus sektor dan jasa yang mendukung terwujudnya energi hijau. Hal tersebut sejalan dengan komitmen Indonesia dalam pemenuhan net zero emission.

Kendati terhadap realita jangka pendek saat ini, beberapa negara seperti Jerman kembali ke energi fosil akibat gejolak geopolitik dan ekonomi global, transisi menuju energi hijau dan ekonomi hijau tetap menjadi prioritas untuk jangka menengah dan panjang. "Yang ada di perbankan pasti sudah bisa merasakan pembiayaan digunakan kegiatan yang tidak masuk kategori hijau makin lama makin sulit dan makin mahal. Tren ini akan berlanjut," ucapnya.

Suahasil juga menyampaikan ekspansi kredit perbankan terus didorong untuk mendukung program pemulihan ekonomi. Namun, dengan tetap menjaga kehati-hatian dan manajemen risiko.

Pada Mei 2022, laju pertumbuhan kredit sebesar 9,03 persen (yoy) atau sedikit menurun dibandingkan April sebesar 9,1 persen (yoy). Namun, semua jenis kredit menunjukkan tren peningkatan, utamanya kredit modal kerja yang tumbuh 11,6 persen (yoy). Begitu juga dengan kredit sektor pertambangan yang melonjak tinggi sejalan dengan kenaikan harga komoditas tumbuh 45,67 persen (yoy).

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler