China Cabut Peringatan Topan Chaba
Prakiraan cuaca China mencatat pelemahan pergerakan topan Chaba di sejumlah wilayah.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Prakiraan cuaca China mencatat pelemahan pergerakan topan Chaba di sejumlah wilayah, Senin (4/7/2022). Namun hujan lebat masih diperkirakan terjadi di bagian tengah dan timur China selama beberapa hari ke depan ketika bergerak ke utara.
Observatorium Meteorologi Pusat China mencabut "peringatan biru" topan Chaba pada Ahad (3/7/2022) malam. Namun selama akhir pekan topan pertama China tahun ini membawa hujan lebat dan angin kencang ke beberapa provinsi selatan yang sudah tergenang air lebih dulu akibat hujan deras dan badai petir berminggu-minggu.
"Pada Senin pagi, pusat topan Chaba terletak di wilayah selatan Guangxi dan diperkirakan bergerak ke arah timur laut dengan kecepatan 10 hingga 15 kmh ke provinsi Hunan dan Hubei," kata Administrasi Meteorologi China.
Stasiun Meteorologi di kota Jingzhou di provinsi Hubei mengeluarkan "peringatan merah" untuk hujan badai pada pukul 8.45 setelah kota-kota dan desa-desa di barat daya Shishou mengalami curah hujan lebih dari 40 mm. Mungkin masih ada lebih dari 60mm presipitasi di selatan Shishou di pagi hari.
Peringatan badai hujan merah juga dikeluarkan untuk kota Dongguan di provinsi Guangdong. Di wilayah Guangxi, peramal cuaca setempat mengeluarkan sinyal peringatan badai hujan merah untuk kabupaten Bobai dan Luchuan, yang memperkirakan hujan lebat hampir sepanjang pagi.
Dari Senin hingga Rabu, prakiraan cuaca Cina memprediksi hujan lebat dan angin kencang di provinsi Guangdong, wilayah Guangxi, dan provinsi Jiangxi, Hunan, Hubei, Henan, dan Shandong. Curah hujan yang kuat diperkirakan terjadi di China Utara dan China Timur Laut, dan tempat-tempat lain hingga awal pekan depan.
Akhir pekan lalu topan Chaba menghantam sebuah kapal di perairan Hong Kong yang menyebabkan puluhan awak kapal hilang. Dalam beberapa pekan terakhir, curah hujan bersejarah dan banjir di Cina selatan telah menghancurkan properti, melumpuhkan lalu lintas, dan mengganggu kehidupan sehari-hari jutaan orang. Cuaca ekstrem termasuk banjir besar yang luar biasa diperkirakan akan berlanjut di China hingga Agustus.