Epidemiolog: Sosialisasi tentang Vaksinasi Booster Harus Digencarkan

Epidemiolog mendukung langkah pemerintah menggencarkan vaksinasi dosis booster

Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin booster Covid-19 kepada warga di Polsek Jagakarsa, Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Epidemiolog lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Yudhi Wibowo mengatakan sosialisasi mengenai vaksinasi dosis penguat atau booster harus terus digencarkan. Sosialisasi itu diperlukan guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat.

Baca Juga


"Sosialisasi bahwa booster berfungsi untuk memberikan perlindungan optimal di tengah pandemi Covid-19 harus terus digencarkan," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Senin (4/7/2022).

Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed itu mengatakan vaksinasi booster terbukti mampu meningkatkan kadar antibodi pada tubuh. Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan, kata dia, hasil sero survei pertama pada November-Desember 2021 menunjukkan 86,6 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2. Pada tahap kedua April 2022, antibodi masyarakat meningkat menjadi 99,2 persen.

"Dengan demikian, vaksinasi dosis penguat ini akan sangat bermanfaat dan dapat berdampak positif pada program percepatan penanganan pandemi di Tanah Air," katanya.

Terkait hal itu, Yudhi juga menilai langkah pemerintah yang akan menggencarkan vaksinasi dosis ketiga atau booster, terutama di wilayah dengan capaian yang masih di bawah target nasional merupakan hal yang sangat tepat. "Program pemerintah untuk menggencarkan vaksinasi booster sangat tepat, terlebih lagi pada saat ini terdapat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5," katanya.

Dia juga mendukung wacana pemerintah yang akan memberlakukan vaksinasi booster sebagai syarat perjalanan dan kegiatan masyarakat. "Memang perlu ada program terintegrasi yang membuat masyarakat terdorong untuk melengkapi dirinya dengan vaksinasi dosis penguat," ujar Yudhi.

Dia menjelaskan upaya antisipasi kenaikan kasus Covid-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 perlu terus diperkuat utamanya dari sisi hilir. Penguatan di sisi hilir harus diintensifkan misalkan penyiapan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan. "Harus disiapkan kembali beberapa sarana dan prasarananya," katanya. Penyiapan sarana dan prasarana dimaksud antara lain ruangan isolasi di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan, ruang perawatan intensif, dan obat-obatan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler