Jarum Pentul Tertelan-Tersangkut di Saluran Napas, Dokter Bantu Keluarkan tanpa Bedah

Seorang warga Depok tak sengaja menelan jarum pentul saat merapikan hijabnya.

Republika/Reiny Dwinanda
Jarum pentul (Ilustrasi). TIm dokter RSUP Persahabatan berhasil mengeluarkan jarum pentul yang tertelan saat seorang perempuan merapikan hijabnya sambil menjepit jarum pentul di bibirnya.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim medis RSUP Persahabatan Jakarta berhasil melakukan pengambilan benda asing berupa jarum pentul yang tertelan oleh seorang perempuan berusia 19 tahun. Jarum pentul tersebut menyangkut di saluran pernapasan pasien.

Baca Juga


"Kejadiannya pada Selasa (5/7/2022)," kata dokter bedah paru Divisi Pulmonologi Paru dan Gawat Darurat Napas RSUP Persahabatan, Mohamad Fahmi saat menyampaikan keterangan pers secara virtual yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Kamis (7/7/2022).

Dr Fahmi menjelaskan, pasien tersebut semula menjepit jarum pentul di sela bibir ketika merapikan hijab. Warga Depok, Jawa Barat itu tanpa sengaja menelan jarum tersebut setelah dikejutkan oleh salah satu rekan kerjanya.

"Jarum pentul dapat masuk dengan mudah ke saluran napas karena licin terkena liur. Jarum pentul ada plastiknya, sehingga dia cepat meluncur dari mulut ke saluran napas atas dan bawah," katanya.

Dr Fahmi mengingatkan, kejadian itu sangat membahayakan, sebab benda asing di saluran napas merangsang saraf untuk batuk. Ujung jarum yang tajam bisa melukai dinding saluran napas hingga muncul bercak darah.

"Karena bercak darah, pasien segera mendatangi rumah sakit terdekat. Berdasarkan kronologi kejadian, kemudian di rujuk ke RSUP Persahabatan," katanya.

Tim Unit Gawat Darurat RSUP Persahabatan kemudian melakukan pertolongan melalui tindakan teropong atau alat bronkoskopi. Berdasarkan hasil evaluasi di setiap cabang bronkus pasien, menurut dr Fahmi, diketahui posisi bandul jarum pentul berada di bagian bawah dan ujung runcing menghadap atas.

"Kami ambil jarum dengan alat bronkoskopi setelah melihat hasil rontgen," katanya.

Tindakan tersebut dilakukan dr Fahmi bersama tim medis selama 20 menit tanpa mekanisme bedah. Prosedurnya berhasil tanpa komplikasi dan pasien dipulangkan pada sore harinya setelah menjalani observasi.

"Kami juga lakukan observasi lewat telepon dan tidak ada masalah," kata dr Fahmi.

 

Dalam acara yang sama, Direktur Utama RSUP Persahabatan Agus Dwi Susanto mengatakan insiden benda asing di saluran napas pasien bukan kali pertama terjadi. Dalam sebulan, tim medis menangani rata-rata satu, bahkan lebih pasien yang dirujuk dari berbagai rumah sakit di daerah.

"Kami juga mendapatkan kasus tersendat benda asing, tidak hanya tersedak jarum pentul, kadang pada anak main kelereng, mainan kecil, gigi palsu, kacang, sisa permen, bagian belakang tutup bolpoin hingga peluit," katanya.

Namun, tidak semua tindakan pengangkatan benda asing dalam saluran napas bisa dilakukan tanpa mekanisme bedah. Salah satunya pada kejadian pasien tersedak jarum tanpa pentul berdimensi kecil atau penanganan peristiwa tersedak benda asing dalam kurun waktu yang lama.

"Biasanya, tidak semua pasien mau mengaku tersedak benda asing, misalnya pada anak-anak. Jika sulit dijangkau, perlu mekanisme bedah," kata dr Agus.

Pengakuan pasien menjadi kunci awal penanganan medis yang tepat. Sebab, sering kali bercak darah pada pasien yang tersedak benda asing kerap didiagnosis sebagai penyakit TBC.

Menurut dr Agus, RSUP Persahabatan menjadi salah satu rumah sakit rujukan penanganan pengangkatan benda asing dari saluran napas. Sebab, belum seluruh rumah sakit memiliki alat bronkoskopi yang relatif mahal harganya.

"Selain itu, jumlah dokter spesialis paru di daerah pun terbatas jumlahnya," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler